Posts

Showing posts from 2015

Do We Have Any Room For Jesus?

Tulisan random ini diilhami ketika menhadiri dua acara natal dalam satu hari. Seperti Bulan Desember pada umumnya, setiap weekend pasti selalu dihiasi dengan acara natalan, mulai dari natal fakultas, universitas, kampus tetangga, lembaga pelayanan, kantor nyokap, gereja, sampe natal marga (yang kalo tiap marga ngadain natalnya sendiri, ga kebayang berapa natal yang diadain di seantero kota). Herannya, atau mungkin untungnya, setiap natal tersebut selalu dipenuhi oleh orang-orang. Bahkan gak jarang juga sampai kehabisan tempat. Di hari itu, ada suasana yang hampir sama di dua natal yang berbeda. Yang berbeda mungkin hanya pelakunya saja. Jadi keadaannya, ibadah sudah dimulai. Tempat duduk sudah lumayan terisi penuh, beberapa masih kosong, namun ada juga yang sengaja ditag orang-orang yang sudah datang untuk teman-temannya yang datang terlambat. Sudah menjadi tipikal kita bersama, kalau ada satu orang yang datang duluan, pasti kebagian nge-tag tempat buat teman-teman yang lain yang ter...

Senandung Menjelang Natal

Semakin gue perhatikan, semakin tahun berjalan, natal terasa lebih maju daripada tahun-tahun sebelumnya. Kalau dulu perasaan bualn Desember barulah mall-mall memasang dekorasi natal. Sekarang, mulai dari November aja semua dekorasi natal sudah dipasang. Sekarang, di tanggal 27 November, gue sudah fully-charged buat menyiapkan Natal. Euforia Natal memang sedikit berbeda dibandingkan dengan hari raya lain (selain Lebaran pastinya). Menurut gue, di Indonesia hanya ada dua hari raya yang dirayakan oleh semua umat, tanpa peduli agamanya apa: Idul Fitri dan Natal. Seenggaknya walaupun lo menolak mentah-mentah salah satu dari hari raya tersebut, pasti lo akan ikut menikmati diskonan hari raya yang ditawarkan oleh pusat-pusat perbelanjaan. Jadi, syukuri aja dengan perayaan hari besar agama lain, pasti selalu ada manfaat yang bisa dirasakan, termasuk bonus hari libur tambahan sekalipun lo ga merayakannya (yea, the perks of being Indonesian :p)  Gue pun ga bisa memungkiri, hati gue s...

Sok Religius

"Rajin ngutip kitab suci, disangka sok religius," Mau gak mau, suka gak suka, pasti kita suka mengasosiasikan subjek dengan asumsi tertentu. Pasti. Walaupun sekilas. Contoh: ketemu gerombolan anak smp nongkrong di star*ucks pasti langsung mikir anak-anak tersebut ngabisin duit orang tua, hedon, dan sebagainya. entah satu atau dua detik, pasti ada aja asumsi-asumsi yang kita buat. Sama aja dengan kalimat di atas. Orang yang sering mengutip kitab suci sering disangka sok religius. Lantas ujung-ujungnya ditagih: "dimana tindakan nyata lo? jangan ngutip doang dong!". Masyarakat sekarang mulai dipenuhi dengan keengganan dan apatisme agama, apapun agamanya. Gue jarang sih mengangkat tema religiusitas dan pluralisme, dan gue sadar pula bahwa gue tidak cukup kompeten menjabarkan pendapat gue. Tapi yang gue ingin highlight di sini adalah, bagaimana supaya stigma negatif sok religius ini bisa menghilang? Nggak, gue nggak optimis segala stigma atau asumsi negatif manu...

Enggan

apa yang hendak dikatakan kadang tidak pernah terucapkan bukan karena tidak mampu namun pagar-pagar ini membentengi aku hanya menitipkan pada angin tentang kehidupan yang berlalu mungkin senyum tak dilihatnya hanya keengganan yang bertahta

Membangkitkan Kenangan

Kalau lagi nggak ada kerjaan atau bosan melakukan sesuatu, gue pasti bengong. Bengong yang produktif lebih tepatnya. Emang ada? Ada, kalau sehabis bengong, lo bisa mengeluarkan sebuah karya. Dalam hal ini seenggaknya gue bisa menelurkan sebuah puisi abal. Bengong dan yang gue bengongin bukan hal-hal negatif, kok. Gue hanya suka memutar kembali banyak kenangan di otak gue. Hanya untuk memastikan setiap kenangan tersimpan dengan baik dan menjadi pelajaran hidup yang mendewasakan. Segala kejadian yang sudah kita lewati dalam hidup, mau gak mau memang memberi pembelajaran. Walaupun mungkin dengan cara yang tidak menyenangkan. Sepenggal kisah ini mungkin bisa menceritakan banyak hal.... Kilas, Kisah, Kita Kita bertemu hanya seperbatasan kota ini Masih jelas kuingat harum tembakau yang kau isap   Dikala ku mulai menyadari hadirmu Dentuman jantung ini tak dapat teredam Nafas memburu, batin menegaskan Aku harus memilikimu Angin pantai berhembus kencang   se...

Oversensitive

Apa yang lebih menyakitkan daripada dituduh? Banyak sih memang. Oke. Ini pengantar tulisan yg buruk. Tapi pernahkah kalian merasa terintimidasi dengan nasihat yang ditujukan kepada kalian, which is, sebenernya kalian ga butuh nasihat itu karena sudah tau hal yg seharusnya dilakukan? Untuk pembatasan masalah, gue sedang merasakan hal ini ketika gue lagi labil dan dalam fase tidak dewasa (that's so me! Sometimes I can be so mature, and childish at the other time). But my point is, kita semua pernah menghadapi permasalahan yang sama. Pasti. Jadi jangan malu ketika kita menghadapinya. Sebagai contoh adalah: gue pernah ada dalam suatu situasi diskusi tentang pasangan hidup. Di diskusi itu, ada beberapa orang yang udah punya pacar. Gue adalah salah satu yg belom punya pacar, gebetanpun enggak. Obrolan berjalan cukup baik sampai tiba2 temen gue melontarkan beberapa nasihat tentang mencari pasangan hidup yang sebenernya gue udah tau isinya. Hapal malah saking seringnya gue ikut s...

Mari Berpuisi

Gue selalu suka menulis puisi. Sejak SD gue selalu suka nulis puisi. Sekarang sih udah jarang nulis puisi, baca kumpulan puisi juga udah jarang. Mungkin ini sebabnya juga sekarang gue ga bisa nulis puisi dengan tepat. Hm, tapi hari ini gue mau nulis puisi ah.. Sendiri aku tidak keberatan,berjalan sendiri di bawah derai hujan, atau terik matahari namun mereka saja yang mengiri apakah kau punya duniamu sendiri? aku bisa saja berlari melesat tanpa takut kan tersesat hanya kau saja yang selalu mencibir dimanakah pangeranmu duhai putri? Sejak kapan sendiri menjadi cemoohan!

Tergantung Kacamata

Semester tujuh buat gue adalah masa-masa kuliah yang sangat ingin gue isi dengan pengalaman menarik. Menikmati tahun terakhir kuliah (what?! terakhir?!) seharusnya berarti kuliah dengan lebih rajin dan tentu kalau bisa ngambil kelas matkul eksternal yang asik. Untuk masalah kuliah dengan lebih rajin, jujur gue pribadi juga masih bergumul dengan hal itu ya. Kadang kalau dosennya ngomongnya ga jelas dan cara ngajarnya gak enak, mata gue suka otomatis merem gitu... Yak, sebenernya inti dari penulisan kali ini menceritakan mata kuliah eksternal yang gue ambil: Filsafat Timur . What? Ngapain juga anak elektro ngambil filsafat timur? Setidaknya itulah pertanyaan yang pertama kali terlontar dari orang-orang yang tau gue ambil matkul ini. Well, gue ambil matkul ini ga lain ga bukan ya karena gue penasaran sama cara pikir orang sosial. Tadinya gue pengen banget ambil politik, tapi sayangnya kelasnya ga dibuka. Yaudah deh ambil filsafat aja. Seenggaknya gue juga penasaran sama ilmu satu ini, ...

Menjadi (Orang) Tua

Terkadang gue heran kenapa orang tua suka ngomel-ngomel bahkan untuk hal yang kecil dan menurut kita sepele. Gak hanya mama gue aja, mungkin juga orang tua lain yang gue temui, guru, dosen, dan semua saudara-saudara yang sudah tua. Mama gue bukan tipe orang yang suka marah-marah sebenernya. Tapi beliau suka komentar kalau gue nggak mengerjakan hal yang beliau suruh. Masalahnya adalah bukan karena gue gak mau mengerjakan, tapi simply karna gue LUPA mengerjakannya. Gue mengalami gangguan short term memory mungkin, gue orangnya pelupa banget. Tapi anehnya gue selalu memperhatikan detail nggak penting. Yah beginilah hidup... Kembali lagi pada keheranan gue mengenai orang tua yang suka ngomel. Gue nggak munafik lah, kadang kesel juga kenapa sih orangtua suka ngomel. Kalau untuk sesuatu yang memang kesalahan gue, gue gapapa sih diomelin. Tapi kadang untuk sesuatu yang sebenernya ga pantes untuk 'diomelin', kadang justru gue jadi kesel. Misalnya nih: nyokap gue paling suka ngomel...

Give Up?

memasuki tahapan hidup dimana lo kembali mempertanyakan kehidupan lo dan apapun yang akan lo capai dalam kehidupan lo adalah fase hidup yang paling ga menyenangkan. Gue sering mengalaminya, namun gue merasa saat inilah yang palingbingung diantara fase bingung lainnya. Udah di akhir semester 6 dan gue kembali mempertanyakan sedang apa gue di perkuliahan ini. Gue bener-bener misleading sama kehidupan gue sendiri. inhale, exhale.

Sharing Ringkasan Buku: Gods at War (Bab 3)

Sebelumnya, sharing ini udah pernah gue bagikan di PH dan POF penggembalaan gue lewat email. Tapi biar pendokumentasiannya lebih jelas, dan siapa tau ada yang ingin membaca tulisan ini makanya gue pindahin ke blog. Intinya sih bukan supaya pembaca tulisan gue nggak baca buku aslinya, tapi supaya kalian membaca bukunya keseluruhan karena buku ini bagus banget dan sayang kalau hanya dibaca 1 bab saja. Aku lagi membaca sebuah buku yang bagus, berjudul Gods at War. Mungkin beberapa temen-temen udah ada yang baca kali ya. Buat yang belum, aku sangat merekomendasikan buku ini karena buku ini cukup ringan tetapi mendidik dan menegurku tentang banyak hal. Aku sedang bergumul dengan beberapa hal, dan ternyata itu didasari karena adanya berhala-berhala yang masih aku pegang. Meskipun sudah berkali-kali mendengarkan khotbah tentang berhala, atau tentang Kristus sebagai fokus hidup kita, seringkali justru itu hanya sekadar menjadi konsep saja buatku. Pengejaran hal-hal selain Allah selalu m...

When God Answered Your Prayer

Baru kemarin, gue membahas mengenai doa di kelompok kecil gue. Di bab itu kita berbincang bahwa hasil jawaban doa dari Tuhan itu bisa berupa jawaban ya, tidak, atau nanti. Sekilas ketika perbincangan itu berlangsung, mungkin hal tersebut tidak terlalu membuat gue terkesima, atau tertegur. Firman yang dibahas baik, namun belum menegurku secara langsung. Hanya berselang satu hari, Tuhan menjawab doa gue. Jawabannya tidak. Ada terbersit rasa kecewa sejujurnya. Tapi kemudian gue teringat dengan Firman Tuhan yang baru saja kemarin gue bahas, Ya, pada setiap perjalanan kehidupan, gue melihat bahwa karya Allah nyata. Mungkin memang gue kurang maksimal di dalam usaha gue. Tapi ketika gue lihat lagi dengan apa yang telah Tuhan percayakan, mungkin sudah sepantasnya gue menerima jawaban tersebut. Memfokuskan diri pada yang telah dipercayakan untuk gue sebelumnya memang lebih penting untuk dilakukan saat ini. Lalu kemudian gue teringat akan kecemasan masa depan gue. Yah, kalo ukuran manusia...

Berhala

Menyembah berhala emang kayanya udah kuno dan ga dilakukan lagi sekarang. Tapi sejujurnya, tiap orang pasti memiliki berhalanya masing-masing. Berhala bukanlah patung lembu emas sembahan, atau persembahan pada pohon-pohon tua. Berhala itu simply all things that we want or praise more than we want God. Yes, indeed. Menurut buku yang gue baca, ketika bahkan kita menginginkan hal-hal biasa, lebih daripada kita menginginkan untuk menyenangkan hati Tuhan, that’s idolatory. Berhala bisa jadi aja adalah orang tua kita, studi kita, atau bahkan pasangan kita. Gue juga pernah baca tabel perbandingan berhala gitu di sebuah buku. Dan di tabel itu, sebenernya ada 4 berhala dasar kita, yakni power, approval, control. Maksudnya apa? Orang dengan berhala power akan sangat menginginkan kekuasaan, kesuksesan, kemenangan, serta pengaruh.  Berhala approval sangat haus akan pengakuan, kasih sayang, dan relasi. Berhala kenyamanan selalu diikuti dengan keinginan untuk hidup bebas, tanpa kekang dan str...

Menghindari Pewacanaan

Mengawali tahun 2015 dengan niatan bisa lebih rajin berolahraga dan menulis nampaknya kini memang udah jadi wacana buat gue. Sudah bulan April dan kapan gue olahraga aja masih bisa dihitung dengan jari di tangan gue. Begitu juga dengan niatan kedua mengenai menulis. Orang bilang, supaya bisa punya hasil tulisan yang bagus, kita harus banyak membaca. Gue nyaris nggak punya waktu buat membaca, apalagi bisa menghasilkan tulisan yang baik dan bermutu. Kemudian gue menyadari bahwa alasan mengapa gue nggak punya waktu untuk membaca adalah karena gue nggak meluangkannya. Akar dari permasalahannya adalah, gue mulai kecanduan media sosial. Yup, gue suka banget megang HP, dimana gue bisa lihat instagram, path, line, bahkan kegiatan se-nggak-penting ngebales chat-chat nggak penting di grup whatsapp aja gue sudah terlalu suka melakukannya. Akibatnya, waktu luang gue lebih banyak dilakukan dengan ngescroll layar hp. Kendala kedua adalah, gue suka banget tidur. Ketika punya waktu luang, bahkan s...