Sharing Ringkasan Buku: Gods at War (Bab 3)
Sebelumnya, sharing ini udah pernah gue bagikan di PH dan POF penggembalaan gue lewat email. Tapi biar pendokumentasiannya lebih jelas, dan siapa tau ada yang ingin membaca tulisan ini makanya gue pindahin ke blog. Intinya sih bukan supaya pembaca tulisan gue nggak baca buku aslinya, tapi supaya kalian membaca bukunya keseluruhan karena buku ini bagus banget dan sayang kalau hanya dibaca 1 bab saja.
Aku lagi membaca sebuah buku yang bagus, berjudul Gods at War. Mungkin beberapa temen-temen udah ada yang baca kali ya. Buat yang belum, aku sangat merekomendasikan buku ini karena buku ini cukup ringan tetapi mendidik dan menegurku tentang banyak hal.
Aku sedang bergumul dengan beberapa hal, dan ternyata itu didasari karena adanya berhala-berhala yang masih aku pegang. Meskipun sudah berkali-kali mendengarkan khotbah tentang berhala, atau tentang Kristus sebagai fokus hidup kita, seringkali justru itu hanya sekadar menjadi konsep saja buatku. Pengejaran hal-hal selain Allah selalu menjadi dosa yang didalamnya aku berkali-kali jatuh.
Berhala bukanlah patung sembahan berwujud lembu emas, ataupun pohon-pohon besar yang diberi kemenyan. Berhala simply adalah sesuatu yang kita kejar dan untuknya kita berkorban. Berhala bisa berupa prestasi akademis, pengakuan orang-orang sekitar, keluarga, kasih sayang dari pasangan, dan masih banyak hal lain. Apa hal-hal yang menjadi impian kita, obsesi kita, membuat kita marah, sedih, kecewa, senang; hal-hal itulah yang mungkin menjadi berhala kita kalau kita menjadikannya sebagai motivasi dan pengejaran utama kita.
Di bab yang ketiga, berjudul "Allah yang Cemburu", aku belajar bagaimana Allah sangat mengasihi kita sekaligus Allah yang pencemburu. Kedengarannya sangat childish, ya? Tapi itulah identitas Allah. Keluaran 20:4-5 "Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,"
Ditengah kemajuan dan kebebasan jaman ini, kita sering dihadapkan pada banyak pilihan, bahkan dapat memilih lebih dari satu. Misalnya dalam pekerjaan, organisasi, dan lain sebagainya. Namun apakah kita juga memilih hubungan dengan allah-allah lain selain Allah yang sejati? Satu-satunya hubungan yang dikehendaki Allah adalah hubungan yang eksklusif dan berkomitmen.
Allah mencemburui hati kita bukan karena Ia merasa tidak aman. Bukankah Ia yang Empunya segalanya, langit, bumi, dan semesta alam? Namun Ia sangat mengasihi kita sehingga Ia tidak rela kita membaginya dengan hal lain. Ibarat kata kalau pasangan suami istri, seorang istri yang mengasihi suaminya pasti akan cemburu apabila ada wanita lain yang mengasihi suaminya. Begitu pula Allah. Ketika kita lebih memilih air dari jamban daripada sumber Air Hidup yang murni, hal tersebut sangat menjijikkan di mata Allah.
Melihat kecemburuan Allah berarti kita juga harus melihat kasihNya yang begitu besar untuk kita. Sebab kepercayaan mana lagi di dunia ini yang menunjukkan kasih Pencipta yang begitu besar untuk umatNya sehingga Sang Pencipta tersebut mau mengorbankan DiriNya untuk mati menebus dosa manusia?
Kasih Allah berinisiatif mencari manusia. Ingat pada kisah anak yang hilang? Bapa dengan penuh kasih mau menghampiri anak bungsuNya yang berdosa dan sesat. Ini adalah Allah yang dari surga rela datang menghampiri kelemahan dan ketidaksucian kita, Allah yang tidak pernah menyerah untuk memenangkan hati kita. Kita tidak dapat memahami betapa seriusnya dosa penyembahan berhala tanpa memahami kecemburuan Allah. Dan kita tidak bisa memahami kecemburuanNya tanpa memahami sedikitpun kasihNya yang tak kenal lelah dan dahsyat bagi kita.
Ah. Ketika membaca buku ini, benar-benar menamparku sih. Betapa aku sering menukar kasih Allah dengan hal-hal dunia yang fana. Teringat pula akan lagu I'd Rather Have Jesus. Kiranya lagu ini benar-benar menjadi doaku, dan doa kita semua bahwa kita lebih memilih Kristus daripada berhala apapun di dunia ini.
- I’d rather have Jesus than silver or gold;
I’d rather be His than have riches untold;
I’d rather have Jesus than houses or lands;
I’d rather be led by His nail-pierced hand- Refrain:
Than to be the king of a vast domain
Or be held in sin’s dread sway;
I’d rather have Jesus than anything
This world affords today.
- Refrain:
- I’d rather have Jesus than men’s applause;
I’d rather be faithful to His dear cause;
I’d rather have Jesus than worldwide fame;
I’d rather be true to His holy name - He’s fairer than lilies of rarest bloom;
He’s sweeter than honey from out the comb;
He’s all that my hungering spirit needs;
I’d rather have Jesus and let Him lead
(sumber: Idleman, Kyle. Gods at War. 2013. Literatur Perkantas Jawa Timur)
Comments
Post a Comment