Menghindari Pewacanaan
Mengawali tahun 2015 dengan niatan bisa lebih rajin berolahraga dan menulis nampaknya kini memang udah jadi wacana buat gue. Sudah bulan April dan kapan gue olahraga aja masih bisa dihitung dengan jari di tangan gue. Begitu juga dengan niatan kedua mengenai menulis. Orang bilang, supaya bisa punya hasil tulisan yang bagus, kita harus banyak membaca. Gue nyaris nggak punya waktu buat membaca, apalagi bisa menghasilkan tulisan yang baik dan bermutu.
Kemudian gue menyadari bahwa alasan mengapa gue nggak punya waktu untuk membaca adalah karena gue nggak meluangkannya. Akar dari permasalahannya adalah, gue mulai kecanduan media sosial. Yup, gue suka banget megang HP, dimana gue bisa lihat instagram, path, line, bahkan kegiatan se-nggak-penting ngebales chat-chat nggak penting di grup whatsapp aja gue sudah terlalu suka melakukannya. Akibatnya, waktu luang gue lebih banyak dilakukan dengan ngescroll layar hp.
Kendala kedua adalah, gue suka banget tidur. Ketika punya waktu luang, bahkan se-sedikit 30 menit, gue pasti akan lebih memilih untuk tidur. Why oh why......
Gue jadi sadar, segala macem pewacanaan ini ada ketika gue lebih suka menghabiskan waktu gue untuk kegiatan yang sebenernya ga lebih penting dari membaca, menulis, dan berolahraga. Lalu kemudian apa? Gue bakal mendadak rajin dan gemilang gitu? Nggak juga sih, mungkin nggak secepat itu berubahnya. Tapi kembali lagi gue sadar, masalah utamanya adalah gue harus mampu melawan keinginan daging gue. Permasalahan itu akan terus ada selama kita hidup bersama daging kita. Tetapi bukannya menyerah, mungkin kata yang tepat untuk gue lakukan adalah MEMAKSA DIRI SENDIRI.
Kemudian gue menyadari bahwa alasan mengapa gue nggak punya waktu untuk membaca adalah karena gue nggak meluangkannya. Akar dari permasalahannya adalah, gue mulai kecanduan media sosial. Yup, gue suka banget megang HP, dimana gue bisa lihat instagram, path, line, bahkan kegiatan se-nggak-penting ngebales chat-chat nggak penting di grup whatsapp aja gue sudah terlalu suka melakukannya. Akibatnya, waktu luang gue lebih banyak dilakukan dengan ngescroll layar hp.
Kendala kedua adalah, gue suka banget tidur. Ketika punya waktu luang, bahkan se-sedikit 30 menit, gue pasti akan lebih memilih untuk tidur. Why oh why......
Gue jadi sadar, segala macem pewacanaan ini ada ketika gue lebih suka menghabiskan waktu gue untuk kegiatan yang sebenernya ga lebih penting dari membaca, menulis, dan berolahraga. Lalu kemudian apa? Gue bakal mendadak rajin dan gemilang gitu? Nggak juga sih, mungkin nggak secepat itu berubahnya. Tapi kembali lagi gue sadar, masalah utamanya adalah gue harus mampu melawan keinginan daging gue. Permasalahan itu akan terus ada selama kita hidup bersama daging kita. Tetapi bukannya menyerah, mungkin kata yang tepat untuk gue lakukan adalah MEMAKSA DIRI SENDIRI.
Comments
Post a Comment