Posts

Showing posts from 2018

On Her Wedding Day

Pernikahan memang unik. Satu hari dalam hidup manusia yang mungkin dialami banyak orang, tetapi tidak semua. Sebuah hari ketika bahagia melapisi oksigen yang dihirup orang-orang di dalamnya, kecuali bagi yang tidak merestuinya. Gue berkesempatan untuk menyaksikannya kemarin, pernikahan kakak kandung gue. Sejujurnya ada perasaan yang bercampur aduk ketika mengetahui kakak gue akan menjadi milik orang. Dia adalah satu-satunya saudara kandung yang gue punya. Otomatis, kalau ada apa-apa ya gue datangnya ke dia. Mengetahui bahwa sekarang dia sudah pindah dan bertanggung jawab kepada suaminya membuat gue merenung mengenai makna kehadiran kakak gue di hidup gue.  Keluarga gue memang bukan tipe keluarga dengan afeksi yang terlihat dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang romantis. Namun jelas, kami saling menyayangi, nyaris tidak pernah bertengkar. Selisih paham pasti terjadi, tetapi kami bisa melihat dalam kaca mata yang tepat: dinamika. Harus gue akui, beberapa keputusan be...

Menaklukan Tes CPNS (Part 2)

Image
Setelah sebelumnya sempat menulis bagian awal menaklukan tes CPNS (lihat di sini ), nampaknya gue harus melanjutkan ke bagian yang berikutnya. Kebetulan, momennya juga pas dengan hebohnya pembukaan pendaftaran CPNS 2018. Sekilas gue sempet mengingat-ingat lagi momen unik yang sempat gue cicipi tahun lalu. Unik, karena memang pertolongan Tuhan melalui orang-orang di sekitar sangat banyak dan ga disangka-sangka. Oh, unggahan cerita menaklukan tes CPNS ini berdasarkan kejadian yang gue alami, ya. Beberapa mungkin agak berbeda, tetapi secara prinsip pasti sama. Nah, berhubung kita udah melewati cerita mulai dari pengumuman pembukaan pendaftaran CPNS hingga lolos tes administrasi di part 1 , sekarang waktunya membahas tes CAT! Kebanyakan dari pendaftar CPNS biasanya udah takut duluan mendengar tes ini. Tenang, penggunaannya sangat mudah dan dijamin transparan kok. CAT (Computer Assisted Test) ini adalah sistem pelaksanaan tes menggunakan komputer. Komputernya disediakan oleh panitia, ya...

Berhenti Sejenak, Melihat Anugerah

Ada beberapa ide tulisan yang sudah lama menanti untuk dituangkan, namun tak kunjung gue tuliskan. Nampaknya, gue harus meneruskannya. Terbukti beberapa hari yang lalu, ada rekan yang tiba-tiba random mengirimkan chat yang isinya bahwa ia sudah membaca tulisan gue. Tidak ada yang lebih baik dirasakan seorang penulis daripada mengetahui tulisannya dibaca orang. Setidaknya, walaupun gue bukan penulis profesional. Ide akhirnya muncul dari beberapa perenungan akhir-akhir ini. Ditambah dengan suasana karena habis menonton film Christopher Robin. Film yang udah lama gue tunggu karena aslinya gue suka banget sama tokoh-tokoh fluffy macem Pooh. Setelah nonton, gue malah berpikir film ini sebenarnya lebih cocok ditonton untuk orang dewasa, terutama bagi mereka yang lelah dengan kehidupan orang dewasa: bekerja, mengejar karir, sambil berusaha  mengimbangi kehidupan keluarga yang terus menyita perhatian. Apa hubungannya dengan yang gue pikirkan akhir-akhir ini? Gue sedang banyak...

Menaklukan Tes CPNS (Part 1)

Gak bisa dipungkiri, menjadi PNS bagi sebagian orang masih merupakan pekerjaan yang diimpi-impikan. Masih banyak orang tua yang ingin anaknya jadi PNS, atau punya menantu PNS. Gue sebenarnya cukup kaget sih, di era milenial dan maraknya start up, tiap pembukaan tes CPNS masih tinggi animonya. Termasuk juga ketika tahun 2017 kemarin, ketika pembukaan penerimaan CPNS dari berbagai kementerian dimulai. Kayaknya hampir semua temen gue daftar, deh. Gue juga.  Sebelumnya gue ingin cerita kalau gue udah lama ingin jadi abdi negara. Alasannya? Gue gemas aja liat keadaan birokrasi di negeri ini, dan ingin berkontribusi langsung di dalamnya. Gue percaya ada banyak cara untuk berkontribusi kepada bangsa. Salah satunya adalah jadi PNS. Terdengar klise dan sok idealis? Ya, memang! Namun kenyataannya, itulah yang gue rasakan. Orang tua gue nggak seperti kebanyakan orang tua yang ingin anaknya jadi PNS. Berhubung keluarga gue mayoritas PNS, memang ada baiknya gue bekerja di swasta. Gue...

Kartini Masa Kini: Peduli Kekayaan Intelektual!

Image
Ada yang spesial dari Hari Kartini tahun ini, setidaknya untuk gue. Setelah masuk ke dunia Kekayaan Intelektual, gue baru tau kalo World IP Day atau Hari Kekayaan Intelektual Sedunia jatuh pada tanggal 26 April. Uniknya, tahun ini World IP Day mengusung tema " Powering Change: Women in Innovation and Creativity " yang pas banget rasanya dengan hari Kartini. Eh, ini temanya dari luar negeri sono, ya. Tanggal 26 April ditetapkan sebagai Hari Kekayaan Intelektual sejak tahun 2001 oleh WIPO. Nah, Indonesia sebagai anggota WIPO juga ikut merayakan Hari KI Sedunia di tanggal ini. Lantas, apa hubungannya dengan perempuan? Setelah googling , bertanya dengan orang-orang yang berkecimpung di dalamnya, sekaligus merasakan langsung, ternyata dunia kekayaan intelektual masih didominasi oleh inventor kaum adam. Berdasarkan data dari WIPO, pada tahun 2016 hanya sekitar 30,5% permohonan paten melalui PCT yang memuat perempuan sebagai inventor (sumber:  http://www.wipo.int/women-an...

Dunia Baru Itu Bernama Dunia Kerja

Image
Sudah dua bulan gue menjalani kehidupan baru gue di dunia pekerjaan yang baru. Memang sebelumnya gue sudah pernah bekerja, baik itu di dunia freelance yang serba bebas, maupun di dunia gaib  perkontraktoran yang serba deadline . Kalau orang tahu apa pekerjaan gue sekarang dan latar belakang pendidikan gue, 99% orang bakal bilang kalau keduanya gak nyambung. Gue lulusan teknik elektro dan gue bekerja di Kemenkumham. Heran? Berpikir kalau gue bertugas mengganti lampu dan benerin soket listrik di kantor ini? Sudah biasa dianggap demikian. Long story short, gue sekarang bertitel sebagai CPNS di kementerian ini. Sebenernya gue udah berniat bikin full story- nya sih, di blog gue ini. Sekaligus memberi inspirasi, kali aja ada yang mau jadi abdi negara. Namun gue rasa porsinya lebih pantas kalau nanti gue udah lebih lama kerja di sini (atau lebih tepatnya ketika udah resmi jadi PNS). Lalu sampeyan nulis apa dong di postingan kali ini? Sobat, gue hanya ingin berbagi p...

Ngobrolin Hak Cipta di Hari Musik Nasional

Image
Selamat Hari Musik Nasional! Postingan kali ini ditulis tepat pada tanggal 9 Maret, bertepatan dengan Hari Musik Nasional. Tadi gue sempat googling  mengenai sejarah hari musik. Ternyata 9 Maret adalah hari kelahirannya W.R. Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya. Di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanggal tersebut dijadikan sebagai Hari Musik Nasional melalui Keppres nomor 10 tahun 2012 (sumber:  di sini ). Ketika tadi di perjalanan pulang, gue sempet kepikiran untuk mengerjakan konten baru di blog. Syukur kalau nanti bisa konsisten, walau gue tahu juga kalau selalu berakhir wacana.  sumber:  https://chirpstory.com/li/384380 Konten yang akan gue bawa ini seputar ulasan mengenai kekayaan intelektual. Seharusnya sih gue mulai dengan pengertian kekayaan intelektual, ya. Namun berhubung dalam suasana Hari Musik Nasional, gue memutuskan untuk memulai konten ini seputar hak cipta. Ngomongin hari musik, pasti kita udah tahu banget kalau di Indon...

(A)Diksi

Jatuh cinta mungkin adalah candu Menikmati setiap dentuman detak jantung yang beradu Mesra, seperti aku adalah duniamu Lalu kini, Di tengah persimpangan aku temui Bahwa aku teradiksi Bukan pada pribadi Lantas pada, Perasaanku sendiri.

Semua Gara-gara Dilan!

Kemarin, gue dan beberapa teman kantor iseng berwacana ingin menonton film Dilan. Sore hari karena hujan, gue pikir wacana ini hanya akan berakhir wacana. Nyatanya, hujan reda dan akhirnya kami berangkat nonton Dilan.  Gue sebelumnya belum pernah baca novel Dilan. Saking kurang update -nya, gue juga gak berusaha mencari tahu tentang kisah cinta anak SMA ini. Begitu film ini akan difilmkan dan pemeran Dilan alias Iqbaal diprotes para pembacanya, gue tetap belum peduli. Lagipula, gue emang gak suka novel ber- genre cecintaan. Cerita anak SMA pula! Cuma sekadar selera pribadi, sih. Bahwa gue ini sering merasa cinta di dunia nyata tak semudah di dunia fiksi. Artinya gue "mengkhianati" idealisme gue sendiri, dong, ketika menonton Dilan? Jawabannya, ya dan tidak. Sesudah film ini, gue masih tetap dengan idealisme gue menganggap bahwa segala sesuatunya terlalu manis untuk terjadi. Namun sekaligus gue sadar, kita mungkin dulu juga senaif Milea dan Dilan. Di umur gue yan...