Dunia Baru Itu Bernama Dunia Kerja
Sudah dua bulan gue menjalani kehidupan baru gue di dunia pekerjaan yang baru. Memang sebelumnya gue sudah pernah bekerja, baik itu di dunia freelance yang serba bebas, maupun di dunia gaib perkontraktoran yang serba deadline. Kalau orang tahu apa pekerjaan gue sekarang dan latar belakang pendidikan gue, 99% orang bakal bilang kalau keduanya gak nyambung. Gue lulusan teknik elektro dan gue bekerja di Kemenkumham.
Heran?
Berpikir kalau gue bertugas mengganti lampu dan benerin soket listrik di kantor ini?
Sudah biasa dianggap demikian.
Long story short, gue sekarang bertitel sebagai CPNS di kementerian ini. Sebenernya gue udah berniat bikin full story-nya sih, di blog gue ini. Sekaligus memberi inspirasi, kali aja ada yang mau jadi abdi negara. Namun gue rasa porsinya lebih pantas kalau nanti gue udah lebih lama kerja di sini (atau lebih tepatnya ketika udah resmi jadi PNS).
Lalu sampeyan nulis apa dong di postingan kali ini?
Sobat, gue hanya ingin berbagi pengalaman selama jadi pegawai baru yang serba canggung. Berhubung kehidupan gue memang koplak, sering juga kejadian sehari-hari gak lepas dari kekoplakan gue, antara lain:
- Salah masuk lift khusus pimpinan tinggi. Buat klean-klean yang akan bekerja di dunia birokrasi, selalu curiga kalau ada satu lift yang gak diantriin sama orang-orang. Kemungkinan lift itu adalah lift VIP untuk pimpinan. Waktu awal, gue gak tau dan main nyelonong aja. Maka, jadilah gue malu disuruh keluar oleh bapak Satpam.
Sumber: https://goo.gl/JW1ysP |
- Lupa ke mesin absensi ketika pulang. Ini sering terjadi kalau lo lagi bengong ketika pulang kantor. Nah, demi keutuhan tunjangan, sebaiknya jangan lupa absen pulang. Pernah suatu ketika gue dikasih tau sama temen gue kalau gue lupa absen pulang. Panik lah kan gue, apalagi masih jadi CPNS yang serba was-was dengan penilaian. Semenjak saat itu, kalau jam pulang kantor, gue selalu diingatkan oleh rekan-rekan sejawat agar tidak lupa absen.
Sumber: https://goo.gl/ww3HmD |
- Nyobain semua menu kantin, warung, resto dekat kantor. Di bulan kedua ini, gue sebenarnya sudah mulai malas cari makan. Namun apa daya, sulit juga bawa bekal karena mata masih kriyip-kriyip waktu bangun tidur. Jadilah gue berkelana mencari makanan deket-deket kantor. Sejauh ini, makanan kesukaan gue adalah bubur ayam samping Ditjen Imigrasi (buat sarapan) dan tongseng belakang kantor (buat makan siang). Debest! Eh, ini mah bukan cerita koplak ya?
Ya gitu, guys. Sebenernya sih, yang namanya kerja pasti ada enak dan ga enaknya. Namanya juga hidup. Sejujurnya gue masih agak kesulitan menyesuaikan keseimbangan kerja dan kesibukan lainnya. Kerjanya sih gak bikin sibuk, kegiatan gue yang lain-lain inilah yang bikin gue rada sulit mengatur waktu. Antara masih jetlag atau gue emang buruk manajemen waktunya.
Selain itu gue juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan orang-orang yang baru juga. Maklum, gue tipe orang yang sulit reveal sifat asli gue di lingkungan yang baru. Hal lain yang terus gue pikirkan adalah bagaimana tetap mengerjakan visi sambil terus setia di kantor. Biar bagaimanapun juga, gue akan lama di kantor ini, jadi harus bisa menemukan motivasi yang tepat agar gak cepet jadi zombie karena bekerja tanpa tujuan kekekalan.
Comments
Post a Comment