Berbagi Damai Sejahtera

Sudah lama gue ingin rutin menuliskan hasil pendalaman Alkitab (PA) sebagai aplikasi pertemuan Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) gue. Di long weekend kemarin, gue ada dua kali pertemuan KTB. Dengan KTB panitia RK XVI di hari Sabtu, serta KTB PH+ di hari Senin. Gue bersyukur masih dikasih kesempatan buat belajar Firman bareng-bareng teman seiman dan sepenanggungan. Kayaknya kalau gak ada komunitas bertumbuh, gue udah terhilang ikut arus dunia. Bukan sebagai orang yang suci, tapi gue sadar bahwa terus bertumbuh dan mengenal Tuhan adalah kepuasan yang paripurna. Kita ciptaan dan Dialah Pencipta. Bukankah seperti itu seharusnya?

Sesuatu yang baik selalu layak untuk dibagikan. Di tengah keterbatasan gue untuk mengerti isi Alkitab, gue sadar apa yang gue bagikan gak seberapa. Tapi semoga mendorong kita semua untuk senantiasa rajin merenungkan Firman.

Di KTB PH+ kemarin gue belajar tentang damai sejahtera. Bab ini adalah bab ketiga dari buku berjudul Buah Roh. Sama seperti judulnya, buku ini membahas karakter buah Roh. Kebetulan di bab ini juga gue yang memimpin bahannya. Bukan kebetulan sih, harusnya, karena gue juga mengalami kesulitan dalam mengalami damai sejahtera penuh dari Allah. Gue sering khawatir dan takut mengenai masa depan gue. Belum lagi dengan perasaan bahwa gue nggak punya kemampuan apa-apa, di tengah orang lain yang jauh lebih sukses dari gue. Rasa-rasanya gue bisa membayangkan 20 tahun lagi gue akan ada di reuni dimana teman-teman gue udah punya rumah mewah, mobil sport, dua gelar master, dan lima kucing anggora sementara gue masih begini-begini aja.

Uniknya, damai sejahtera ini mengambil perikop dari Yesaya 43:1-13 (sila dibuka sendiri).  Awal membaca ini pun gue bingung, apa hubungannya dengan damai sejahtera?

Yesaya 43:1-2 (TB)  Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. 
Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. 

Isaiah 43:1-2 (ESV)  But now thus says the Lord, he who created you, O Jacob, he who formed you, O Israel: “Fear not, for I have redeemed you; I have called you by name, you are mine.
When you pass through the waters, I will be with you; and through the rivers, they shall not overwhelm you; when you walk through fire you shall not be burned, and the flame shall not consume you.

Inilah penghiburan damai sejahtera itu. Israel pada saat itu tengah dalam masa pembuangan. Pasti susah merasakan damai sejahtera di tengah bangsa asing. Namun damai sejahtera yang sejati gak bergantung pada keadaan sekeliling kita. Damai sejahtera yang sejati ada di dalam Allah. Kita mungkin akan melewati bahaya, tapi Allah tetap beserta.

Untuk memahami ini gak sulit lah ya. Untuk mengimaninya? Balik lagi ke masing-masing. Mau menjalani dengan cara bagaimana, gue rasa semua orang punya pilihannya. Sebelum memulai dari mengimani, kita juga harus berani taat ketika Tuhan memberikan jalan melalui api. Iya, jalan damai sejahtera itu hanya ada ketika kita berani menjalaninya, bukan diam saja.




Comments

Popular posts from this blog

Nehemia 4: Belajar Menghadapi Tantangan

Mengawali Cerita Kuliner: Soto Seger Hj. Fatimah Boyolali

Sharing Ringkasan Buku: Gods at War (Bab 3)