Posts

Showing posts from 2014

Dalam Diam

hujan melarutkan perasaan walaupun tak banyak yang dapat diungkapkan aku memilih diam karena sudah paham mencoba bertanya tidak lebih baik daripada diam sekali ini aku mencoba bertanya seperti melempar koin di meja undian tetapi memang bukan keberuntunganku kau memang tetap diam.

Keliru

sempat ada suatu masa dalam kehidupan gue ketika gue berpikir gue akan mengecewakan seseorang dengan harapannya. tapi gue keliru. justru gue disini sedang menghadapi masa dimana gue yang kecewa. keliru.

Tentang Sebuah Visi

Ada satu hal yang terus menggelitik hati gue akhir-akhir ini: VISI. Gue selalu percaya bahwa visi itu diberikan (given), bukan dibuat (created) oleh manusia. Gue berbicara di ranah agama sekarang. Kita sebagai manusia yang notabene adalah makhluk ciptaan Allah, tentu saja gak tahu apa tujuan kita hidup di bumi ini apabila kita tidak bertanya kepada Pencipta kita. Begitupun gue saat ini yang tengah kebingungan dengan tujuan hidup gue. Secara general, gue tahu hidup gue haruslah untuk memuliakan dan menyenangkan Allah, serta menjadi rekan sekerja Allah. Tetapi secara spesifik, gue bener-bener gak tau apa yang harus gue lakukan nantinya untuk mewujudkan tujuan general tersebut., Hari ini gue berbincang-bincang dengan dua orang teman sepelayanan. Gue mendapati bahwa mereka sangat berambisi untuk mewujudkan banyak hal dalam kehidupan mereka. Ada yang ambil beasiswa dari perusahaan bergengsi, magang di perusahaan kece, jadi asisten dosen, they all reached their goal. Gue kagum sama mereka....

Drive By

Entah kenapa sekali-kali gue pengen cerita cecintaan, berhubung akhir-akhir ini gue memasuki periode jarang galau (dan emang ga ada yang pengen digalauin juga). Makin kesini, dengan kesibukan perkuliahan dan pelayanan, sepertinya waktu untuk menggalau juga berkurang. Sepertinya gue akan menjadi seorang jomblo yang produktif. Tetapi penulisan hari ini juga dapat mengindikasikan produk  gue kurang berkualitas..., Isinya cecintaan juga, Semuanya diawali dengan gue kenal seorang pria. Cukup lama memang kenalnya, Tapi baru benar-benar tau pas semester ini. Gue emang tipe orang yang bisa sok kenal dengan kebanyakan orang, tetapi untuk dekat? Gue bahkan ga punya banyak teman dekat, peer group pun enggak.  Entah kenapa gue bisa dekat dengan orang ini, seengggaknya agak dekat. Karena gue pun tidak mendefinisikan kedekatan ini sebagai sebuah kedekatan lebih, apalagi menyangkut perasaan cinta. Sejujurnya, gue akhir-akhir ini menghindari pembicaraan dan pembawaan ke arah sana. Walaupu...

Memaksa

Mencoba untuk hidup dengan lebih baik mungkin memang tidak mudah, ya. Setidaknya kita harus mulai membiasakannya dan membiasakan itu adalah tahap tersulitnya. gue sedang memulai tahap baru dalam kehidupan gue yaitu semester baru. Seperti selayaknya semester baru yang diiringi wacana: gue pengen ini, pengen itu.... Fase hidup gue sudah bergeser nampaknya. Gue lelah dengan resolusi tak berujung yang pada akhirnya gak dikerjakan juga.  Kemudian gue tersadar sih, semuanya memang diawali dari kebiasaan baik yang sengaja dibiasakan. Memaksakan diri setidaknya jauh lebih baik daripada muluk-muluk dengan resolusi yang ada.

Tersenyum Kembali

Hari ini gue kembali tersenyum dengan alasan khusus. Berbunga-bunga, mungkin lebih tepatnya. Setelah cukup lama tidak tersenyum dengan alasan yang sama. Gue akan menyalahkan sikap gue yang cenderung mudah untuk tertarik dengan pria, tetapi lambat untuk benar-benar dapat mengasihinya di dalam Tuhan dalam bentuk cinta seorang wanita terhadap pria. Seringkali justru di fasa-fasa awal akan menyukai seseorang gue jadi lebih mudah teraduk-aduk perasaannya. Well, I think i'm just overreacting and overthinking, as usual. Padahal si pria ini hanya menanyakan beberapa hal, yang sebenernya untuk kepentingannya. Tetapi gue sangat, sangat, dan terlalu gembira. Ugh. Biasanya sih sindrom kaya gini cuma berlangsung beberapa minggu, dan selanjutnya biasa lagi. Gue malah agak taku dengan perasaan perasaan kaya gini karena ujung-ujungnya gue jadj salah motivasi dalam melakukan kegiatan gue. Ini juga yang jadi pergumulan gue untuk tetap fokus dalam apapun yang gue kerjakan. Sesuai dengan buku yg...

ucapkan selamat tinggal

menyadari bahwa kita mencintai seseorang, tapi sudah terlambat untuk menyatakan itu dan justru malah kita sempat membuangnya kau tahu? karena aku ini manusia yang terlalu banyak menyesal ini itu kupilih kemudian aku menyesal toh, kau sudah menemukan yang lebih baik karna kulihat memang lebih baik dariku jadi, kupertahankan atau tidak pun sama saja perasaan ini aku, atau kau yang ucapkan selamat tinggal pun sama saja aku masih mencintaimu, walaupun yang terucap adalah: Selamat tinggal...

Semacam Galau

Jadi sang fajar telah naik tinggi Embun menguap dan pergi Buat apa aku menunggu disini? Kusia-siakan semuanya Ah! Bodoh kau, membuang permata indah! Begitu kata orang Yang kutertawakan pada awalnya Kubilang mereka yang bodoh Mereka membuktikan kebenarannya Sesal kutanggung sekarang Fajar, embun, tawa, dan kau pergi Dan kuhabiskan sisa hari ini sendiri (14 Maret 2014) ** Jadi setelah lama tidak menulis Kau masih tetap menjadi sumber inspirasi utamaku Sudah nyaris 2 tahun Kau tahu apa yang membuatku muak? Aku benci diriku sendiri saat tau aku menyia-nyiakanmu Kini kau sudah bersama dirinya Ya, dia memang lebih baik Atau memang lebih baik demikian Karena memang pantas ku dapatkan ** I should’ve let you go. Or, should I?

Knowing You

Kisah ini dimulai dari ketika gue mengenal seseorang yang sedari awal gak akan gue perkirakan untuk bisa berteman dengan gue. Dia cukup eksis di kampus gue dengan segudang kegiatan organisasinya. Bahkan gue cukup saja mengenal dia dari temen-temen gue. Intinya he’s not in my circle of friend. Sejujurnya gue adalah tipe orang yang sangat-sangat memperhatikan first impression. Dan first impression gue terhadap orang ini sangatlah tidak tepat. Gue pertama kali menganggap orang ini sama sekali sombong dan gak peduli dengan kehidupan rohaninya, gue pikir, dia sama aja kaya orang lain yang aktifnya di organisasi doang. Sekarang gue tau gue benar-benar salah dalam hal ini. Seharusnya gue nggak terlalu terpaku pada first impression gue. Kesalahan gue ini ditamparkan ke gue dua kali selama gue berteman dengan dia. Sekitar empat bulan yang lalu, gue ditawarkan pada sebuah pelayanan di persekutuan universitas tempat gue berkuliah. Hari pertama kumpul buat briefing, dia nggak datang. Gue berp...

GIve Thanks!

Kalau ada yang bilang, hal yang paling sering manusia lupakan adalah mengucap syukur, I definitely agree. Ya, sesering itu manusia lupa mengucap syukur, termasuk gue. Sejujurnya alasan gue menulis hal ini adalah karena gue memang sering lupa mengucap syukur atas berkat-berkat dari Allah pada gue. Terlalu mudah bagi gue untuk mengeluh, komplain akan hal-hal yang kurang penting, dan menyia-nyiakan banyak hal berharga. Ujung-ujungnya, kalau kita gak bersyukur, pasti kita akan mudah iri dan gak lebih bahagia dari orang yang sebenarnya gak seberuntung kita. Sejujurnya gue terlahir dari keluarga yang biasa aja. Mama gue adalah seorang single parent dengan pekerjaan sebagai PNS. Buat orang yang menganggap pekerjaan PNS adalah orang yang banyak uangnya, you're totally wrong. Tidak semua PNS gajinya cukup banyak untuk punya rumah cukup besar dan mobil bagus. Setidaknya untuk mama, beliau 'hanya' bisa menghidupi dua anaknya sampai kuliah dan punya uang saku yang cukup. Tetapi itu s...

Visi: Sebuah Catatan dari Hasil PA

gue ingin sedikit membagikan hasil dari PA pribadi gue yang gue nikmati dari visi Persekutuan Oikumene PO UI. Mungkin banyak orang yang tidak terlalu menganggap penting sebuah visi dari organisasi. Tapi di PO UI gue belajar bagaimana sebuah visi harus terus dipegang teguh agar kita tidak melenceng dari rencana Allah melalui PO UI. Gue sangat bersyukur Tuhan menempatkan seorang Ester disini. Visi bukanlah mimpi yang tidak realistis, visi adalah sesuatu yang realistis dan oleh sebab itu harus kita wujudkan.... PA VISI PO UI Matius 5:13-16 I.       Latar belakang Bagian Matius 5:13-16 ini merupakan satu kesatuan dengan ‘khotbah di bukit’, suatu bagian khotbah Kristus yang sangat terkenal. Khotbah ini berisi pernyataan dari prinsip kebenaran Allah. Penulis John Stott menyebutkan dalam bukunya ‘Khotbah di Bukit’, bahwa khotbah ini merupakan perkataan dan intisari ajaran Kristus. Khotbah ini berisi kritikan dan kalimat-kalimat kontras antara standar Krist...