Masih Banyak yang Belum Disampaikan
Seminggu sebelum tulisan ini dibuat, gue mendapat kabar bahwa Tua (nenek dalam Bahasa Simalungun) meninggal. Sudah tiga hari beliau dirawat di rumah sakit, nyatanya memang tubuh rentanya sudah tidak bisa bertahan. Beliau menghembuskan napas terakhir di usia 92 tahun. Nyokap pun meminta gue untuk ikut pulang kampung dan menghadiri pemakamannya. Sudah hampir sepuluh tahun lamanya gue gak pulang kampung. Ada banyak sebab yang membuat gue memang jarang pulang kampung. Ketika akhirnya gue pulang, justru karena ada kabar duka. Perasaan gue campur aduk sebenarnya. Di satu sisi, gue memang tidak terlalu mengenal dan dekat dengan sosok Tua. Tetapi ga bisa dipungkiri bahwa memang ada ikatan emosional sehingga akhirnya gue bisa merasakan sebuah perasaan aneh. Bukan perasaan sedih, melainkan perasaan kosong dan hampa. Gue gak bisa mengekspresikan bagaimana sebenarnya perasaan gue saat itu. Ditambah lagi, gue juga tahu bahwa pemakaman Tua pastilah juga berarti kesempatan berziarah ke makam ...