Kepada Orang-orang yang Bertanya namun Tidak Memahami
Hidup sebagai pengangguran itu gak mudah. Iya, gue udah hampir tiga bulan nganggur, namun belum juga mendapat pekerjaan. Gue udah cukup kenyang dengan pertanyaan orang-orang, "Kenapa gak cari kerjaan yang baru, kemudian resign?"
Sebenarnya gue juga bingung harus menjawab apa karena kemungkinan besar si penanya gak benar-benar peduli akan kondisi gue. Gue pun tidak menyalahkan mereka dengan pertanyaan itu. They are just curious, aren't we all?
Lalu jawaban gue biasanya bervariasi. Bergantung kepada siapa gue berbicara. Kepada yang lebih tua dan konservatif, kepada yang seumuran dan mengejar prestasi, kepada yang lebih muda dan memerlukan panduan. Tidak, gue sedang tidak berbohong. Gue hanya menyesuaikan cara penyampaian kepada pendengar. Kurang lebihnya adalah: gue sedang dalam masa menyesuaikan diri dengan dunia alumni. Gue gak mengerti apa yang sedang gue kerjakan, hanya bangun, bekerja, pulang, setiap tanggal 28 menerima gaji. Apa itu yang gue mau?
Lalu orang-orang yang bersama-sama dengan gue di persekutuan akan bertanya, "kan lo udah dapet pembinaan ini itu, Ter. Kok masih aja kayak gitu?"
Gue percaya bahwa proses setiap orang berbeda. Dalam keberdosaan gue, gue pun sadar bahwa gue bisa jadi tidak taat. Gue tidak dalam kerangka melakukan pembenaran atas tindakan gue, menyalahkan orang lain, kompromi, atau menjadi lemah dan bertindak seolah-olah gue sedang dihakimi. Tidak.
Apa yang gue alami, ataupun orang-orang yang sedang mencari pekerjaan tidaklah semudah dimensi antara dua pilihan. Ada dimensi yang lebih mendalam yang sulit dipahami dan sulit dikatakan. Ketika dituliskan pun, gue gak bisa menyebutkannya secara sempurna.
Kemudian jadilah benar perkataan ini: kita tidak pernah benar-benar memahami bagaimana perasaan yang dialami orang lain.
Comments
Post a Comment