Posts

Showing posts from May, 2017

Tantangan Ketenaran

Resmi terhitung sejak 20 Mei 2017 kemarin, gue resmi jadi pengangguran kembali. Resignnya gue dari kantor gue bukanlah inti dari tulisan gue kali ini. Mungkin kapan-kapan gue akan tuliskan, kalau gue sudah benar-benar memahami alur kehidupan yang udah gue jalani. Gaya banget ya gue. Sok berat banget ngejalanin hidup.  Nganggurnya gue ini, ditambah dengan akses internet yang cukup asoy, akhirnya membawa gue pada berhala kesia-siaan: nontonin Youtube sampe berjam-jam.  Iya, berjam-jam.  Awalnya sih, gue sambil cari-cari rekomendasi kerjaan freelance atau ide bisnis, eh ternyata daging memang lemah. Apa aja yang gue tonton? Banyak, dan didominasi oleh resep masakan dan review makanan. Mulai dari resep cara membuat simple dinner, cara membuat kaldu sayur, cara memasak makanan pendamping ASI untuk bayi (iya, gue nonton ini), vlog review jajanan pedes, sampe gue menemukan vlog berisi challenge yang cukup aneh: Mukbang. Ini gue yang norak, atau emang masih baru ya...

Gerah!

Iya, gue gerah. Selain karena akhir-akhir ini cuaca lagi panas-panasnya, gue juga gerah dengan kondisi Indonesia. Kalian pasti tahu semua hal yang diperbincangkan akhir-akhir ini adalah isu politik, SARA, penistaan, dan sebangsanya. Seakan itu belum cukup bikin gerah, kemarin Jakarta diguncang bom untuk kesekian kalinya. Kali ini gue benar-benar gerah. Gue nggak akan mempermasalahkan kelompok, golongan, atau agama apapun disini. Kita semua adalah korban. Kalau dulu aksi terorisme "hanya" di tempat ibadah dan di waktu tertentu, sekarang udah beda. Tentu gue masih ingat bagaimana setiap ibadah malam natal atau tahun baru, gue bertanya-tanya apakah gue akan mati kena bom malam itu. Ternyata berbeda. Sekarang orang ngebom di tempat umum: terminal. Tempat berbagai suku, agama, dan golongan bisa bercampur. Kampung Melayu yang dulu gue takuti karena tukang angkotnya serem, semalam dibom. Can we all just live in peace and harmony? Sebagai perbandingan yang berimbang, gue pun ...

Mungkin Mbaknya Stress

Pagi ini gue mengalami kejadian unik. Diawali dengan pagi seperti biasa, gue berjalan menuju halte Transjakarta Pramuka LIA. Gue berangkat ke kantor barengan nyokap karena kami emang sama-sama naik TJ. Gak ada yang spesial sampai gue melihat sesosok mbak-mbak berjalan keluar dari halte. Masih muda dan cantik. Pakaiannya juga modis. Tebakan gue, umurnya palingan 25 tahun. Dia pakai headset dan terlihat berjalan biasa saja. Tipikal wanita karier pada umumnya, lah. In case you wonder kenapa gue sebegitu perhatikan si mbak-mbak ini, gue emang pengamat hal gak penting. Sampailah gue semakin mendekat, hampir berpapasan dengan si mbak-mbak. Tiba-tiba mbak ini melemparkan sampah sembarangan ke arah belakang (bukan ke arah gue). Benar-benar melempar sampah bukan dengan sembunyi-sembunyi! Lalu mukanya juga tetap fierce ala American Next Top Model. Gue cengo. Nyokap gue pun cengo. Kaget gue dengan perbuatan mbak-mbak ini, gampang banget buang sampah sembarangan. Si mbak-mbak tetep ngelengos...

Nehemia 4: Belajar Menghadapi Tantangan

Sesuai dengan komitmen gue untuk membagikan hasil pendalaman Alkitab, maka hari ini gue menulis hasil PA. Sebenarnya komitmen menulis hasil PA ini bermanfaat juga, sih. Seenggaknya manfaat paling minimal yang bisa gue dapatkan adalah blog gue jadi gak terlalu berdebu saking lamanya nggak diisi. Tetapi bukan itu aja kok manfaatnya. Selain bisa berbagi dengan orang-orang di sekitar, menulis hasil PA membantu gue untuk mengingat isi Firman yang telah digali. Sok dalem banget ya galinya. Jadi ini hasil PA gue bersama pacar (ciye). Kami berkomitmen untuk PA bareng sebulan sekali dengan bahan dari buku PA berjudul Nehemia: Tetap Teguh di Tengah Konflik. Kami memang ga pakai bahan yang bertemakan percintaan atau persiapan pernikahan. Tapi dengan bahan yang cakupannya lebih luas dan umum ini, kami (atau gue, lebih tepatnya) merasa banyak hal yang didapatkan. Nah, bulan ini kami sudah sampai di bab keempat yang membahas pasal bernomor sama dengan babnya. Pasal 4 Kitab Nehemia menjelaskan me...

Berbagi Damai Sejahtera

Sudah lama gue ingin rutin menuliskan hasil pendalaman Alkitab (PA) sebagai aplikasi pertemuan Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) gue. Di long weekend kemarin, gue ada dua kali pertemuan KTB. Dengan KTB panitia RK XVI di hari Sabtu, serta KTB PH+ di hari Senin. Gue bersyukur masih dikasih kesempatan buat belajar Firman bareng-bareng teman seiman dan sepenanggungan. Kayaknya kalau gak ada komunitas bertumbuh, gue udah terhilang ikut arus dunia. Bukan sebagai orang yang suci, tapi gue sadar bahwa terus bertumbuh dan mengenal Tuhan adalah kepuasan yang paripurna. Kita ciptaan dan Dialah Pencipta. Bukankah seperti itu seharusnya? Sesuatu yang baik selalu layak untuk dibagikan. Di tengah keterbatasan gue untuk mengerti isi Alkitab, gue sadar apa yang gue bagikan gak seberapa. Tapi semoga mendorong kita semua untuk senantiasa rajin merenungkan Firman. Di KTB PH+ kemarin gue belajar tentang damai sejahtera. Bab ini adalah bab ketiga dari buku berjudul Buah Roh. Sama seperti judulnya, buku ini ...