Baru Sadar

Lagi dan lagi, tulisan gue diawali dari pemikiran ngasal gue. Menurut kartu identitas yang berlaku, gue kristen dari lahir. Tetapi baru di umur ke-22 inilah gue mempertanyakan satu hal: mengapa di hari kenaikan Tuhan Yesus ke surga, kita harus beribadah di gereja?

Aneh, ya? Kenapa pula gue harus menanyakan hal ini? Bukankah tradisi ini yang selalu kita lakukan sesudah 40 hari Yesus bangkit? Tadinya gue menepis pikiran ini dengan jawaban simpel dari diri gue sendiri: "Nggak ada salahnya juga beribadah. Selama ada kesempatan bersekutu, ya ikutilah."

Jawaban itu nggak bertahan lama di otak gue. Gue terus menerus bertanya, kenapa sih harus dirayakan? Pertanyaan ini cukup mengganggu gue selama empat hari. Berlebihan memang. Tapi gue nggak akan berhenti sampai menemukan jawaban yang memuaskan.

Merayakan Natal, jelas kita harus lakukan. Kita bersyukur, Allah yang Mahabesar itu mau mengambil rupa sebagai Manusia. Merayakan Jumat Agung dan Paskah lebih jelas lagi. PengorbananNya di kayu salib untuk menebus dosa manusia, dilanjutkan dengan kemenanganNya atas maut. Kisah kasih luar biasa yang patut kita ingat dan rayakan. Lantas kenaikanNya?

Pagi ini gue berangkat ke gereja dengan satu niat besar. Gue harus mengerti makna kenaikanNya dan menarik aplikasi dari peristiwa ini. Biar gimanapun juga, pasti kenaikanNya pasti sesuatu hal besar dan dimaknai secara tepat. Di satu sisi yang lain, gue malu juga sih. Masa mikirin hal ginian doang sampe empat hari. Harusnya makna kenaikan ini sudah gue nikmati dari tahun-tahun sebelumnya.

Sambil terus mikir selama ibadah, akhirnya gue pulang dengan hati yang puas. Gue mendapatkan jawabannya. Kurang lebih ada tiga hal yang secara pribadi dapatkan hari ini. Mungkin sebuah pelajaran yang sudah didapatkan orang-orang lain, sih. Gue pun menyadari bahwa agak terlambat kalo gue baru mendapatkannya tahun ini.

Pertama, kenaikanNya membuktikan Dialah Raja atas surga dan bumi. Yesus adalah Tuhan yang bangkit, sekaligus Tuhan yang berkuasa atas surga dan bumi. Kedua, kenaikanNya mempersiapkan tempat bagi kita di surga. Isn't that sweet? Membayangkan bahwa Tuhan, Sang Pemilik kehidupan kita mempersiapkan tempat di surga buat kita. Bukan supaya kita nyaman-nyaman sendiri di sana, tetapi supaya kita dapat bersama-sama berelasi denganNya di kekekalan. Kenaikan Yesus bukan berarti kita ditinggalkan tanpa harapan. Kita ditinggalkan dengan pengharapan baru akan tempat yang Tuhan siapkan.

Hal ketiga, hal yang paling membuat gue tertegur. Gue berlelah-lelah memikirkan alasan mengapa gue merayakan kenaikan, padahal justru jawabannya sudah jelas: amanat agung. Sebelum Yesus terangkat ke surga, kita bisa membaca di Matius mengenai amanat agungNya. Gue tidak akan membicarakan amanat agung ini secara terperinci disini. Tetapi gue sadar akan tugas mulia, bahwa sukacita kebangkitanNya tidak hanya dinikamti segelintir orang saja. Ia mau seluruh bumi menyembahNya. Untuk tugas mulia itu, Ia mau memakai kita! What an honor! JanjiNya juga tetap Ia nyatakan: "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Pada akhirnya, kita tahu bahwa RohNya dicurahkan kepada orang percaya. Aplikasinya: beritakan InjilNya!

Gue bersyukur, gue dikasih kesempatan buat 'meragukan' kepentingan hari kenaikan. Dari situ gue belajar buat mengenal lagi siapa Yesus yang gue sembah. Yah, walaupun agak-agak terlambat. Tapi seperti kata mutiara di lembar buku tulis merk Kiky jaman SD: "Better late than never."


Lord I lift Your name on high
Lord I love to sing Your praises
I'm so glad You're in my life
I'm so glad You came to save us
You came from heaven to earth
To show the way
From the earth to the cross
My debt to pay
From the cross to the grave
From the grave to the sky
Lord I lift Your name on high

Comments

Popular posts from this blog

Nehemia 4: Belajar Menghadapi Tantangan

Mengawali Cerita Kuliner: Soto Seger Hj. Fatimah Boyolali

Sharing Ringkasan Buku: Gods at War (Bab 3)