Hari Saling Mengasihi


Karena masih bulan Februari dan belum lama ini tanggal keramat di hari keempatbelas, atau yang biasa dikenal dengan Valentine’s Day, gue akan membagikan sedikit pandangan gue mengenai hari valentine. Sebelumnya mungkin gue buka dengan pengetahuan gue mengenai sejarah awal Valentine’s Day kali, yah? Gue pernah dikasih tugas sama guru sejarah waktu gue SMP, mencari sejarah awal mengapa ada valentine’s day. Karena gue agak-agak lupa ceritanya dan gue lagi ga ada koneksi internet buat nyari infonya, gue cuma bisa ngasih tau sedikit yang gue tau ya.

Ceritanya kalo ga salah sih, ada seorang Pastor di negara di Eropa, gue lupa negara mana, bernama Valentinus. Nah si Bapak Valentine ini hidup di jaman perang, dimana karena perang itu pria nggak boleh menikkah dengan gadis yang ia sayangi karena pemerintah takut kalau pernikahan membuat tentara negara itu jadi gak fokus perang. Nah si Pastor ini gak terima dong, karena yang namanya orang saling mengasihi kenapa dilarang. Jadilah si Pastor ini tetap menikahkan pasangan di gereja. Namun sayangnya, tindakan Pastor nggak disukain sama pemerintah. Jadilah si Bapak Valentine ini dihukum mati. Nah, untuk mengenang Pastor ini orang-orang merayakan hari Valentine sebagai hari kasih sayang. Begitulah cerita yang pernah gue baca, mohon maaf ya kalo kebenarannya agak diragukan -_-

Gue sih gak menitikberatkan sejarahnya, tapi yang penting dari semuanya adalah esensi mengenai hari kasih sayang. Yang gue tau selama ini sih dimaknai dengan pasangan kekasih yang saling memberi hadiah. Paling mainstream ya coklat atau bunga. Yang ga mainstream mungkin ngasih baju, parfum, atau sweet stuffs lainnya buat kekasih. Beberapa yang udah mulai sadar akan esensi saling mengasihi memaknai dengan memberi hadiah buat temen, keluarga, orangtua, guru, atau siapapun selain kekasih. Alasannya sih karena katanya kasih sayang bersifat universal, gak cuma buat pacar. Padahal sih gara-gara jomblo tapi gak mau ngaku....

Gue sendiri bukan tipe orang yang suka merayakan hal-hal ‘merah muda’ kaya Valentine. Tapi gue juga bukan golongan ‘dangkal’ yang menolak mentah-mentah Valentine karena alasan tertentu (gak akan gue perpanjang karena bukan poin utaman gue). Menurut gue ketika lo pengen menunjukkan kalo lo mengasihi seseorang, ya lo tunjukkan lah setiap hari. Tapi gak gue pungkiri bahwa dengan adanya momen valentine ini lo bisa menunjukkan ke-spesial-an lo mengenai rasa sayang lo ke seseorang. Poin lain yang gak kalah penting sih, berkaca ke diri lo apakah lo udah menunjukkan perasaan mengasihi lo itu ke orang yang benar. Jangan-jangan lo selama ini cuma jatuh cinta diam-diam? (ups...)

Banyak sih hal-hal yang bisa kita dapetin dari sepotong hari valentine. Emang gak selamanya mengasihi harus identik dengan pacar, karena sejatinya adalah kasih Allah yang terlebih dahulu mengasihi manusia. Impactnya, ya kita sebagai manusia harus saling mengasihi dengan kasih yang benar pula. Kalo ada segelintir orang yang menyebabkan makna ‘kasih’ jadi kabur ya, jangan saling menghakimi. Kalo ada yang bilang valentine haram, ya jangan sewot. Toh setiap hari pun kita juga bisa menunjukkan perhatian ke orang yang kita kasihi, atau pacar mungkin –buat yang udah punya pacar–. Perbedaan pendapat kan udah biasa, berselisih paham juga udah biasa di Indonesia ini. Eh, tapi jangan sampe gara-gara beda persepsi tentang valentine trus  jadi saling berantem J

Comments

Popular posts from this blog

Nehemia 4: Belajar Menghadapi Tantangan

Mengawali Cerita Kuliner: Soto Seger Hj. Fatimah Boyolali

Sharing Ringkasan Buku: Gods at War (Bab 3)