Mari Memulai Lagi
Gue selalu bermimpi untuk menjadi seorang penulis suatu saat
nanti. Pasti rasanya menyenangkan ketika gue berjalan melalui rak-rak di toko
buku, lalu menemukan sebuah buku dan dengan nama penulis “Ester Nugraheny”. I
always believe that someday I would be that awesome J
Nyatanya impian gue mungkin hanya tinggal impian karena gue
hanya memimpikan itu tanpa menjadikannya sebuah kenyataan. Ya, gue jarang
banget nulis, males banget malah. Selama SMA gue pikir gue akan rajin menulis,
mulai dari psting blog, sampai nulis artikel buat buletin Rokris. Tapi
sayangnya gue masih terlalu malas, terlalu manja, dan terlalu sering membuat
excuses buat diri gue sendiri. Beralasan bahwa gue sibuk, ngga ada waktu,
banyak tugas, ulangan, try out, dan lain-lain. Padahal semuanya itu gue aja
yang mengada-ada. Kalau gue telaah lebih lanjut, sebenernya waktu luang gue itu
banyak, terlalu banyak sampai gue merasa bahwa gue lebih baik tidur, nonton,
atau malas-malasan di tempat tidur. Ya, semalas itulah gue.
Memasuki kuliah, ternyata “kesibukan” gue malah bertambah.
Yang gue maksud kesibukan adalah lebih banyak nongkrong-nongkrong di selasar
departemen, internetan di kosan, atau bahkan tidur. Gue bahkan ngga pernah
belajar di semester satu (oh Tuhan, maafkan saya), apalagi untuk menulis.
Sekarang gue menyesal. Menyesal atas waktu-waktu dibelakang
yang gue tinggalkan secara sia-sia. Sekarang yang gue punya hanyalah
waktu-waktu ke depan yang mungkin bakal lebih menyita waktu, dalam arti yang
sebenarnya. Jadwal kuliah menggila, laporan praktikum, kuis, ujian, rapat,
pelayanan, dan pacaran :3 haha. Gue ngga mau mengubur impian gue buat menjadi
penulis suatu saat nanti. Gue pengen nerbitin novel, kumpulan puisi, esei,
cerpen, atau apapun itulah. Kalau gue gak berubah dari sekarang, gue harus
benar-benar mengubur impian gue malam ini juga dan gue gak mau itu terjadi.
Solusinya adalah mendisiplinkan diri. Mulai untuk mencoba menulis setiap
harinya, entah itu untuk blog gue, ataupun untuk novel yang udah mulai gue
cicil. Entah kenapa, malam ini juga gue kaya mendapat teguran dari Tuhan waktu
gue buka twitter. Ada temen gue yang ngeretweet suatu pernyataan bahwa menulis
harus konsisten. Yah, masalah gue adalah ketidak-konsisten-nya gue dalam
menulis.
Jadi, marilah mulai menulis, sebelum semuanya benar benar
terlambat dan gue gak bisa melihat nama gue di tengah rak-rak buku toko
Gramedia
Comments
Post a Comment