Could It Be Worse?
Terkadang mencintai seseorang bisa menjadi salah, saat
perasaan kita terlalu terpengaruh dengan perasaan pasangan kita. Kenapa hal itu
salah? Menurut gue, nggak seharusnya mood kita menjadi sangat tergantung dengan
mood orang lain, khususnya pasangan kita. Seseorang akan dinilai matang dan
dewasa ketika ia bisa mengatur emosinya, sekalipun lingkungan, bahkan
pasangannya (dalam hal ini pacar mungkin) tidak memungkinkan dirinya untuk
tetap tersenyum.
Entah berapa kali gue menjadi orang yang sangat tergantung
dengan mood, ehm, pacar. Sebutlah dia bernama Ky. Sebelumnya dengan mantan gue,
gue lebih berpikir rasional dan struktural. Mood gue gak pernah terlalu
terpengaruh dengan mood mantan gue pada saat itu. Misalkan ketika dia bete, ya
gue ga langsung bete juga. Gue lebih bisa berpikir dan bahkan ngasih semangat
ke dia. Dengan Ky, gue ngga bisa kaya gitu. Ketika Ky lagi bete, gue ikutan
bete dan sedih. Bahkan gue pengen nangis dan gue gatau harus cerita ke siapa,
because no one knows how hard this relationship works.
Udah dua hari ini Ky berubah. Dia jadi dingin dan ketika gue
tanya dia kenapa, dia bilang dia lagi pusing dan banyak pikiran. Padahal dulu
dia sendiri yang bilang, kalo ada apa-apa kita harus cerita dan terbuka satu
sama lain. Now, he becomes the one who breaks his own rule. Gue benci sama dia
untuk alasan itu. Kenapa sih nggak mau cerita? Bukannya gue maksain kehendak
gue, tapi gue juga ga suka diginiin.
Saat gue nulis ini, gue berusaha buat gak nangis. Noted
that. Gue belum ada sebulan sama dia tapi entah kenapa dia selalu bikin gue
sedih dan saat yang sama juga gue masih tetep menunggu jawaban dari dia.
Berlebihan? Emang. Gue akuin gue berlebihan tapi ketika lo cinta sama
seseorang, pikiran rasional lo mungkin akan menghilang sesaat.
Tuhan, ampuni aku ketika aku lebih mengingat Ky daripada aku
mengingat Engkau. Ketika aku lebih takut untuk kehilangan Ky, ketika aku lebih
takut untuk menyakiti hatinya. Mungkin aku telah menyakiti hatiMu jauh lebih
dalam lagi....
Comments
Post a Comment