Terlalu Manis
Perjalanan kehidupan beriman memang nggak pernah mulus-mulus aja. Kadang naik, kadang turun. Baru-baru ini gue merasakan lagi kecewa terhadap apa yang gue alami. Kecewanya gak lama sih, cuma satu hari. Tuhan memang masih terlalu baik memanggil gue kembali merasakan kasihNya. Kasih yang terlalu manis, sampai gue terharu sendiri.
Cerita ini diawali dengan gue yang ikut pendaftaran calon pegawai KPK. Iya, gue daftar KPK. Gue lolos seleksi administrasi dan melanjutkan ke tahap berikutnya, tes online. Gue sangat-sangat panik kalo ngikutin tes online. Bukan apa-apa, Gue banyak pengalaman error ketika ikut tes-tes model gini. Jadilah gue bolak-balik baca petunjuk tes online ini dan memastikan semuanya telah gue kerjakan dengan baik.
Oh iya, gue nulis ini bukan untuk menjelekkan satu pihak ya!
Nah, tibalah hari gue tes online. Setelah login ternyata gue gak bisa tes karena cookies gue ga aktif. Padahal udah gue pastikan itu cookies udah aktif. Panik lah gue. Apalagi tes online nya cuma bisa diakses satu kali dalam jangka waktu 60 menit.
Lima belas menit pertama gue masih santai...
Lima belas menit kedua mulai panik cari-cari solusi...
Lima belas menit ketiga mulai sok ide pake solusi sendiri...
Lima belas menit terakhir mulai nangis...
Gue pun harus merelakan tidak ikut tes. Dengan sangat berat hati. Mood gue juga langsung berantakan seharian itu. Gue berdoa dalam hati, kenapa ya Tuhan ijinkan ini terjadi. Sambil tetap berharap bahwa ada keajaiban tiba-tiba.
Sebenernya yang paling bikin gue sedih adalah gue gagal bukan karena gue ga pinter, tapi karena penyebab yang bahkan gue gatau itu apa (atau kenapa). Ibarat kata, gue udah kalah sebelum bertanding.
Di sisi lain, gue tau bahwa Tuhan memegang seluruh kendali hidup. Mungkin ada peluang bahwa gue bukan ditempatkan di sana. Bisa jadi. Tapi berat buat gue menerima itu semua. Gue terus menerus bertanya-tanya. Bahkan sampai sebelum gue tidur, gue masih terus bertanya pada Tuhan.
Keesokan paginya, Ia menjawab melalui saat teduh.
Pada akhirnya gue tetap tidak ikut tes. Ada berita juga yang memberitahu bahwa akan diadakan tes ulang untuk mereka yang bermasalah. Ternyata banyak yang bermasalah sih. Gue belajar untuk menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan. Kalau memang Ia berkenan, gue pasti bisa tes lagi. Kalau tidak, Tuhan sediakan yang terbaik menurut waktuNya.
Cerita ini diawali dengan gue yang ikut pendaftaran calon pegawai KPK. Iya, gue daftar KPK. Gue lolos seleksi administrasi dan melanjutkan ke tahap berikutnya, tes online. Gue sangat-sangat panik kalo ngikutin tes online. Bukan apa-apa, Gue banyak pengalaman error ketika ikut tes-tes model gini. Jadilah gue bolak-balik baca petunjuk tes online ini dan memastikan semuanya telah gue kerjakan dengan baik.
Oh iya, gue nulis ini bukan untuk menjelekkan satu pihak ya!
Nah, tibalah hari gue tes online. Setelah login ternyata gue gak bisa tes karena cookies gue ga aktif. Padahal udah gue pastikan itu cookies udah aktif. Panik lah gue. Apalagi tes online nya cuma bisa diakses satu kali dalam jangka waktu 60 menit.
Lima belas menit pertama gue masih santai...
Lima belas menit kedua mulai panik cari-cari solusi...
Lima belas menit ketiga mulai sok ide pake solusi sendiri...
Lima belas menit terakhir mulai nangis...
Gue pun harus merelakan tidak ikut tes. Dengan sangat berat hati. Mood gue juga langsung berantakan seharian itu. Gue berdoa dalam hati, kenapa ya Tuhan ijinkan ini terjadi. Sambil tetap berharap bahwa ada keajaiban tiba-tiba.
Sebenernya yang paling bikin gue sedih adalah gue gagal bukan karena gue ga pinter, tapi karena penyebab yang bahkan gue gatau itu apa (atau kenapa). Ibarat kata, gue udah kalah sebelum bertanding.
Di sisi lain, gue tau bahwa Tuhan memegang seluruh kendali hidup. Mungkin ada peluang bahwa gue bukan ditempatkan di sana. Bisa jadi. Tapi berat buat gue menerima itu semua. Gue terus menerus bertanya-tanya. Bahkan sampai sebelum gue tidur, gue masih terus bertanya pada Tuhan.
Keesokan paginya, Ia menjawab melalui saat teduh.
Life has its challenges and heartaches. Few knew this better than Jeremiah, who is also called “the weeping prophet.” But in the middle of Jeremiah’s troubles, God encouraged him with an amazing truth: “The faithful love of the Lord never ends! His mercies never cease. Great is his faithfulness; his mercies begin afresh each morning” (Lam. 3:22–23 nlt ).
God’s fresh mercies can break into our lives at any moment. They are always there, and we see them when we live with childlike expectation—watching and waiting for what only He can do. Jeremiah knew that God’s goodness is not defined only by our immediate circumstances and that His faithfulness is greater than life’s rough places. Look for God’s fresh mercies today.
Gue diingatkan lagi untuk tetap percaya pada Allah, apapun kondisi kehidupan yang gue alami. God is able. Lagipula bukan pekerjaan yang membuat gue bahagia atau utuh. Tuhanlah yang membuat gue bersukacita. Duh, jadi malu udah "meragukan" Allah. Padahal Dia yang memberikan gue pekerjaan.Pada akhirnya gue tetap tidak ikut tes. Ada berita juga yang memberitahu bahwa akan diadakan tes ulang untuk mereka yang bermasalah. Ternyata banyak yang bermasalah sih. Gue belajar untuk menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan. Kalau memang Ia berkenan, gue pasti bisa tes lagi. Kalau tidak, Tuhan sediakan yang terbaik menurut waktuNya.
Comments
Post a Comment