Posts

Showing posts from September, 2016

Singleness

Gue baru saja menonton sebuah film berjudul How To Be Single. Gue gak terlalu suka film ini sebenernya. Lebih ke alasan selera pribadi, sih. Gue suka film sci-fi, action, atau kartun. Untuk film drama, gue hanya nonton kalo stok genre film favorit gue udah abis. Film ini bercerita tentang keseharian empat wanita dengan cara mereka menghadapi masa-masa lajang mereka. Dari segi cerita, menurut gue gak ada yang spesial (lagi-lagi ini pendapat pribadi). Sampai pada akhirnya tiba di penghujung film, ada pesan yang gue tangkap secara berbeda. Inti pesan yang gue tangkap, "Kita gak akan bisa dengan utuh menikmati relasi dengan pasangan, kalau kita belum dengan utuh menikmati masa penantian (single)". Gue teringat pernah suatu kali di Persekutuan Jumat bertema LSD, pembicaranya berkata "any season of singleness is a season of happiness.". Kurang lebih inilah yang gue tangkap dari film ini (instead of pesan lain di film ini yang sangat tidak kristiani). Gue telah menga...

He Answers, He Satisfies

Hal apa yang membuatmu bersukacita?  Pertanyaan itu terus-menerus gue pertanyakan dalam benak gue. Bukannya gue tidak mengetahuinya, gue mengulang-ulang pertanyaan ini untuk semakin menguji diri sendiri. Sudahkah gue bersukacita atas hal yang benar? Sudahkah gue bersukacita karena Allah? Hari ini pertanyaan itu kembali menggema, diawali dari saat teduh pagi ini. Gue menggunakan bahan Our Daily Bread (Santapan Rohani atau WarungSateKamu dalam Bahasa Indonesia). Hari ini judulnya True Riches. Oh, menarik, pikir gue saat membaca judulnya. Memang benar, saat dibaca sungguh-sungguh menarik. Bahan bacaan Firman diambil dari Lukas 12:22-24. Gue udah membaca bagian Firman yang ini beberapa kali sebenarnya. Tetapi hari ini Allah kembali meneguhkan lewat Firman yang sudah sering gue baca.  Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu. (Lukas 12:29) Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu ...

Dia dan dia

Tulisan kali ini agak panjang dan bermuatan curhatan pribadi. Sebenarnya hanya ingin berbagi pengalaman, bukan maunya pamer. Kisah ini adalah tentang Allah yang menuliskan kisah indah yang tidak terduga dalam kehidupan gue. Kisah cinta yang klise, bahkan gak spesial menurut orang-orang. Tapi menurut gue, ini kisah yang ajaib. Detail kejadian di dalamnya sama sekali gak gue sangka-sangka. Kisah ini dimulai dengan sesuatu yang menurut anggapan manusia adalah ketidaksengajaan. -- Februari 2016 Bulan Februari 2016, tepatnya tanggal 11-14 Februari, gue ikut sebuah retret yang namanya agak-agak berat. Retret Koordinator. Retret apa pula ini? Sekedar informasi, ini retret buat Tim Inti Persekutuan Mahasiswa Kristen--or whatsoever kalian nyebutnya apa-- yang diadakan oleh Perkantas. Oke, informasi tambahannya cukup dulu ya. Disini gue sebagai peserta (penilik) sekaligus pemimpin kelompok PA.  Di momen-momen retret seperti ini, seringkali ada ekspektasi-ekspektasi momen perjum...

Tidak Terulang [Eps. 3: Panggilan]

Ekspektasi memang seringkali tidak sesuai dengan realita. Entahkah lebih indah atau lebih buruk, tergantung dari cara kita melewati setiap prosesnya. Sepanjang mempersiapkan diri mengikuti KNM, gue berekspektasi bahwa Tuhan akan menyatakan rencanaNya secara jelas, gamblang, nyata. Malah mungkin melalui cara yang dahsyat seperti mimpi, penglihatan, atau semacamnya. Nyatanya tidak. Episode ini mengisahkan bagaimana Tuhan memberikan realita yang jauh lebih indah melampaui ekspektasi. Sebelum KNM Gue cukup buta arah akan kehidupan pasca kampus. Sebagai anak teknik, sebenarnya gue tidak terlalu berminat bekerja di bidang perekayasa elektro. Tapi kalau disuruh pindah haluan ke nonteknik, gue gak punya basic ilmu apapun. Terlebih, sayang juga ilmu yang sudah gue pelajari selama ini. Gue sadar bahwa kontribusi di bidang apapun pastinya akan tetap untuk mengerjakan misiNya di dunia. Secara jelas di bidang apa? Gue gak ada ide. Gue punya beberapa rencana baik di bidang teknik maupun nontek...