Perenungan 20 Tahun

Tulisan ini ditulis ketika gue (nyaris) berumur 20 tahun. Ya, sekitar 1 jam lagi gue akan berumur 20 tahun. Usia yang seharusnya sudah cukup dewasa dan matang. Usian dimana seharusnya sudah banyak yang gue capai dalam hidup. Usia dimana seseorang sudah punya visi yang tepat untuk dia pegang dan capai.
Gue, di usia yang hampir 20 ini sesunggunya ingin menarik ulang, merefleksikan kembali apa yang telah dan belum gue capai. Gue akui sih memang sejauh ini, kalau dibilang soal prestasi, gue memang kalah dengan orang-orang di luar sana. Oke, gue memang berkuliah di universitas yang menyandang nama negara kita: Indonesia. Tapi prestasi gue menurut ukuran IPK yang dinilai manusia sangat jauh dari yang diharapkan. Sebagai orang yang nyaris gak punya bakat yang menonjol, gue gak memenangkan kejuaraan, kompetisi, atau lomba apapun. Iya memang gue sangat biasa.
Apakah gue gak punya tujuan hidup? Gue sudah menyelesaikan buku The Purpose Driven Life. Gue tahu hidup gue adalah untuk tujuan Allah yang sudah ditetapkan dari awal penciptaan. Kemudian orang-orang akan mengira gue sok rohani, menjustifikasi ketidakmampuan gue untuk berprestasi, dan lain-lain. Gue sangat paham bahwa memang di luar sana ada banyak orang yang takut akan Tuhan, seorang Kristen yang taat dan saleh, sekaligus memiliki prestasi yang luar biasa. Lantas, apakah gue gak bisa seperti mereka?
Gue juga gak tahu jawabannya sih. Gue juga takut gue jadi menjustifikasi ketidakmampuan gue untuk berusaha. Disaat yang sama, bagaimana jika Allah menginginkan gue untuk berbuat lebih dan berprestasi luar biasa. Diluar itu semua, gue tetap mengesampingkan apa yang dilihat manusia (re:pujian) sih. Karena (seharusnya) motivasi gue melakukan sesuatu itu semata hanya demi kemuliaan Allah.
Di usia (hampir) 20 tahun ini, sesungguhnya gue sangat mengucap syukur karena Allah telah begitu baik kepada gue. Gue diberi kesempatan untuk berkuliah, disaat orang lain mungkin hanya bisa memimpikan hal itu. Gue beersyukur gue mengenal Allah, dan mengalami pertumbuhan didalamNya. Bersyukur karena gue bukan orang yang sama lagi. Namun dibalik itu semua, gue tahu bahwa seharusnya hidup gue berdampak. Dalam artian, orang lain bisa mengenal Allah melalui gue. Kalau boleh dievaluasi sih memang hidup gue ini belum terlalu membawa dampak bagi orang lain.
Harapan gue di umur yang baru ini banyak sih. Terlalu banyak sampai gue takut apakah di tahun depan ketika gue mengevaluasinya , kesemuanya dapat terealisasi dengan baik. Yang pertama, gue ingin kuliah dengan lebih baik lagi, lebih rajin lagi, dan lebih berintegritas lagi. Kedua, pelayanan gue di PH bisa maksimal, pertumbuhan rohani yang baik, dan doa (terutama mendoakan orang lain) yang lebih rajin lagi. Karena sejujurnya gue ini malas berdoa. Terakhir, gue pengen punya pacar. Oke ini random. Tapi entah kenapa gue merindukan bagian ini sih. Setelah 2 kali gagal sebelumnya, gue jadi belajar banyak untuk mengasihi seseorang. Mungkin Tuhan kasih gue kesempatan juga sih untuk terlebih mengasihiNya daripada mengasihi seorang pria.
Ya, gak muluk-muluk sih. Walaupun disamping itu gue tetep ada impian-impian yang lain. Seperti travelling keliling Indonesia, ke Jerman, jadi asisten laboratorium, punya DSLR, dan masih banyak yang lainnya. Tapi itu sambil berjalan sih. Yang penting mah ketiga hal di atas. jadi mulai malam ini gue akan berdoa dan berusaha untuk ketiga hal diatas.


Happy birthday, Ter!

Comments

Popular posts from this blog

Nehemia 4: Belajar Menghadapi Tantangan

Mengawali Cerita Kuliner: Soto Seger Hj. Fatimah Boyolali

Sharing Ringkasan Buku: Gods at War (Bab 3)