Posts

Showing posts from March, 2016

Perenungan Jumat Agung

Walaupun sudah terlambat tiga hari, gue harap belum terlambat untuk menuliskan ini. Ide menulis perenungan ini didapat ketika ibadah Jumat Agung di gereja gue. Ada satu hal yang Tuhan bukakan untuk gue pahami di Jumat Agung kali ini, dan gue bersyukur atas hal itu. Jumat Agung bagi secara pribadi adalah peristiwa mistis. Sebab, bagaimana mungkin Allah yang Mahabesar itu mau menanggung dosa manusia? Kalau bukan karena kasih karunia, itu adalah hal yang sangat nggak bisa diterima dan terjangkau dengan akal manusia. Tetapi di satu sisi yang lain, kematian Kristus adalah peristiwa emosional paling melelahkan. Di dalamnya bersatu kesedihan sekaligus murka pribadi Allah. Ia yang adalah Tritunggal, harus terpaksa terpisah. Sekali lagi walaupun sulit diterima oleh akal manusia, ini tetap menyedihkan. Sang Anak terpisah dengan Sang Bapa, demi agar kita layak di hadapan Sang Bapa. Perumpamaannya adalah seperti kita harus terpisah dengan orang yang paling kita kasihi dalam hidup kita (walaupun ...

Belajar Mengasihi

Ini bukan postingan galau sih sebenernya. Hanya saja, di pagi hari ketika gue menulis ini, gue merasa sedang diuji dalam hal mengasihi. Gue teringat akan kata-kata seseorang: kasih akan teruji apabila ia mengalami penolakan. Enggak, gue gak sedang ditolak cintanya kok. Bukan juga lagi digantungin. Kisah ini berawal dari bagaimana gue sulit bertemu dengan AKK (Anak Kelompok Kecil) gue. Gue tidak dalam posisi mempersalahkan mereka. Gue justru sedang mempertanyakan diri gue sendiri: apakah gue akan menyerah? Menjadi PKK, jujur, membuat gue harus belajar bagaimana mengasihi dengan cara yang berbeda. Mau tidak mau, gue harus belajar bagaimana Kristus telah terlebih dahulu mengasihi jemaatNya. Celakanya, itu berarti gue harus menepis rasa cinta diri sendiri. Dulu, gue adalah orang yang hanya ingin diperhatikan. Namun menjadi PKK artinya gue harus memperhatikan terlebih dahulu. Terlebih dari itu, mengasihi dengan sungguh. Sampai detik ketika gue menulis ini, gue pun masih belajar. Bahka...

Sederhana

Akhir-akhir ini gue merasa Tuhan menjawab doa gue dengan sederhana, namun efektif. Doa-doa yang awalnya terasa tidak terjawab, namun selama proses justru terlihat indah. Gak perlu kejadian yang muluk-muluk dan fantastis. Cukup kejadian sehari-hari, yang kalau disadari sangat "kebetulan" terjadi. Salah satu contohnya adalah ketika Tuhan menjawab doa gue tentang jadwal bimbingan. Dosbing gue meminta untuk bimbingan tiap Kamis jam 3 sore. Di jam dan hari yang sama, sebenarnya gue ada jadwal mengajar privat. Gue ga enak buat minta murid gue buat pindah hari. Alasannya simpel sih, murid gue pernah bilang kalau dia cukup sibuk, dan hanya bisa di hari Kamis. Sebenernya bisa sih gue pindah bimbingan di hari Jumat karena dosen gue juga kosong hari itu, di jam 3 sore juga. Tapi di hari Jumat gue ada jadwal kelompok kecil yang biasanya berlangsung bisa sampe jam 4 sore. Amazingly, beberapa hari kemudian setelah kegalauan ini, murid gue ngechat gue dan bilang kalo dia mau pindah j...