Posts

Showing posts from February, 2016

Belajar Bersyukur

Manusia, seperti sewajarnya, paling susah sama yang namanya bersyukur. Entah karena lupa, atau memang kita lebih suka berfokus pada hal-hal yang 'belum' dikerjakan oleh Tuhan. Beberapa hari yang lalu gue bersaat teduh dan topiknya adalah tentang manusia yang seringkali lupa kebaikan Tuhan. Eh, pas banget ketika gue mengamati sekeliling gue, gue menemukan kondisi-kondisi yang membuat gue belajar bersyukur. Pertama, gue akhirnya mendengarkan curhatan temen gue yang punya pacar (almost) perfect: ganteng, baik, berkecukupan, masa depan (sepertinya) cerah, pinter.... Apa lagi ya kurangnya? Sepenglihatan gue yang sudah menyaksikan langsung pacarnya temen gue ini, gue langsung merasa: "Ya Tuhan, anakMu ini kapan dipertemukan dengan jodoh seperti ini?". Oke. Tapi ternyata menurut temen gue, pacarnya bukanlah sosok sempurna yang lebih banyak kurangnya. Kemudian dia dekat dengan pria lain, yang dalam beberapa sifat lebih baik daripada pacarnya. Singkat cerita, dia punya 2 ...

Mengamati Sekeliling

Gue bukan tipe orang yang cukup sabar dalam hal menunggu. Sayangnya, banyak waktu dalam satu hari gue habiskan untuk menunggu. Menunggu kereta atau metromini datang, menunggu ojek, menunggu makanan siap disajikan dari kantin, menunggu jodoh mungkin--kalau ingin dimasukkan dalam kategori ini. Ketika menunggu tentu banyak hal yang kita lakukan, berpura-pura agar waktu berlalu dengan cepat. Sok sibuk dengan HP misalnya. Gue memang sering menghabiskan waktu menunggu dengan kegiatan ga produktif: ngecek media sosial, terus komentar dalam hati. Tapi gue sadar sih, kebiasaan ini nggak baik dan sepertinya gue harus lebih banyak menghabiskan waktu menunggu dengan membaca atau mengamati sekitar lalu mengobrol dengan orang asing (kalau berani). Salah satu hal yang sedang gue coba disiplinkan untuk dilakukan ketika menunggu adalah mengamati sekitar. Kegiatan aneh, sih memang. Tapi kalau sudah menikmati mengamati orang, kita bisa lebih jujur dalam cara pandang kita terhadap sesuatu (atau seseora...

Penulis Jadi-jadian

Gue sering mengidentifikasi diri gue sebagai orang yang punya bakat menulis, namun terkubur sia-sia karena kemalasan gue menulis (atau, literally mengetik). Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan kalau gue menyebut diri gue sebagai: penulis jadi-jadian. Kalau lagi pengen nulis, ya jadi tulisan. Kalau nggak pengen nulis? Ada dua kemungkinan: gue akan menghasilkan karya galau yang tidak membangun (atau memang selalu demikian?), atau gue akan memasuki fase menyusun karya dalam otak namun tidak menghasilkan apa-apa. Salah satu hal yang gue targetkan tahun ini adalah lebih produktif dalam membaca dan menulis. Atau lebih tepatnya, membaca lebih banyak daripada gue menulis. Gue selalu teringat pesan Pak Fidi, guru Bahasa Indonesia gue pas SMP. Beliau berkata bahwa seorang penulis haruslah lebih banyak membaca. Nyatanya, sampai hari ini gue masih sangat minim membaca dan menulis. Bulan kedua tahun ini, gue hanya bisa menghabiskan satu buku (yang sebenernya sudah dibaca dari tahun lalu), dan ...

Senandung

Lantunan nada merangkai lagu semacam penawar hati yang meragu siapa bilang merindu itu nikmat? aku merasakannya seperti kiamat lagu ini buat sang kekasih hati yang hanya bisa didoakan dalam hati yang dirindukan namun tak pernah kembali hanya bisa dikenang, bukan dinikmati (Depok, 21 Februari 2016)