Posts

Showing posts from September, 2013

Kehilangan Passion

Kehilangan passion adalah salah satu hal yang gue takutkan dalam hidup gue. menurrut gue, mimpi menghidupkan kita, memproyeksikan visi kita, dan menenangkan di saat-saat tersulit kita. Sekarang yang gue hadapi justru berbeda. Gue merasa gue nyaris kehilangan passion gue. Di sebulan awal perkuliahan ini, gue merasa jadi orang yang serba nanggung. Kuliah gak pinter-pinter amat, organisasi gak jalan, olahraga gak jago, pecinta alam tapi keseringan cabut. Kadang gue jadi mempertanyakan, apakah hidup gue akan gini-gini aja? Gak ada satu hal yang bisa gue total ngerjainnya. Padahal, gue pribadi gak suka ngerjain sesuatu yang gak total. Gue nyaris kehilangan arah. Tapi di atas itu semua, yang paling gue takutkan justru tujuan hidup gue. Apa yang menjadi  tujuan hidup gue ini udah gue ketahui, tapi gue gak bisa menghidupi maknanya. Gue hidup untuk memuliakan nama Allah, tapi bagaimana bisa kalau hidup gue serba nanggung gini? Kecemasan gue juga berujung pada suatu pertanyaan: apakah ...

Seminggu yang Lalu

Seminggu yang lalu, andai aku bisa mengulang waktu bersamamu Detik-detik yang singkat kala kau menyapaku Kini tinggal kenangan selintas perasaan Sebelumnya tak menyangka kau bisa menemuiku Pikirku hanya dapat menatapmu dari kejauhan Namun pandangan kita bertemu, selaraskan rinduku ingin bertemu Masih terekam jelas kata demi kata yang kau ucapakan Bahwa kau tak bisa tinggal lebih lama Dan seketika juga mengubur mimpi menghabiskan waktu lebih lama Untuk menatapmu dibalik temaram letusan kembang api Walau kau pergi mengucap izin, Bolehkah aku mengulang lima menit seminggu yang lalu itu? (15 September 2013)

Sesaat

Entah racun apa yang kau sengatkan hingga sesaat aku terpaku melihatmu sore ini bukan perkara mudah menatap tegak ketika kau hampir mengucapkan salam walaupun aku tahu, itu hanya klise Sesak dadaku dipenuhi kilat bayangmu sesaat memang kau datang, namun membekas hingga kedalaman jiwa hari ini aku tahu, Tuhan menjawab doaku untuk melihatmu Memang sesaat, karena aku tahu aku tak berhak untuk meminta lebih. (19 September 2013)

Salah Mengerti

Kita bilang semua baik baik saja Tapi ternyata tidak Kita bilang esok mentari akan bersinar seperti biasa Ternyata mendung lebih suka menghampiri kita Kita terlalu naif berkata pada fajar "Kembalilah setelah malam larut" Padahal kita tahu, kita terlalu terlelap dalam mimpi Lalu fajar tertinggal Kita tak sadar Bahwa horison menggariskan hidup kita tidak di awan Tapi kita melayang di tengah kelana hampa Ternyata semua tidak baik-baik saja (3 Agustus 2013)

Bagaimana?

Ketika berada di sebuah persimpangan, gue tau selalu ada pilihan. Akankah kita berbelok ke kiri atau kanan, lurus, berbalik arah, atau bahkan diam. Di saat seperti ini rasanya gue memilih untuk diam saja. Bukan karena tidak ingin maju atau mundur, melainkan takut untuk mengetahui risiko terburuknya.  Ini sikap yang menyedihkan. Tetapi yang lebih menyedihkan adalah, gue melakukan hal itu.

Sepotong Cerita Wisuda (part 2)

Satu kata buat menyimpulkan apa yang gue rasakan ketika menulis ini: SENENG BANGET! Harus ditulis dengan huruf kapital, tanda seru, dan kata banget karena ini emang menyenangkan banget. Jadi ini adalah kisah lanjutan dari wisudaan senior-senior gue 2009. Ada semacam tradisi untuk melakukan semacam gathering buat melepas angkatan yang udah wisuda. Awalnya gue berpikir bahwa ini bakal menjadi acara yang biasa aja buat gue, karena pasti lebih banyak 2009 yang merasaberkesan. Tapi ternyata gue salah. Acara hari ini bener-bener berkesan (setidaknya) buat gue secara pribadi. Bukan hanya pas malam apresiasinya aja sih, melainkan sejak persiapannya aja udah seru banget gitu. Kebetulan gue di acara ini dipercayakan sebagai PJ konsum yang harus menyiapkan minuman dan makanan yang cukup banyak. Yang seru adalah ketika gue dan staff yang lain bikin es buah. Well, hampir ga nyangka aja es buahnya cukup berhasil haha. Mungkin gue ga bisa nyeritain detail acaranya gimana karena gue juga ribet mas...

Semester Tiga?

Setelah libur tiga bulan (yang gak produktif itu), akhirnya gue sampai pada saat dimana gue harus kembali pada kehidupan nyata. KULIAH. Sedikit berbeda sih, kalau dulu pas SMA, back to school isn't that difficult. Namun ketika udah kuliah, back to campus really makes me near-to-crazy. Iya, jujur otak gue udah hampir mati karena lama gak dipake buat mikir. Biasanya pas liburan, gue cuma mikir kasus kriminal di serial tv, mikir uang bulanan, sama planning buat kepanitiaan selama libur. Nah sekarang gue harus menghadapi hari dengan berpikir keras. Oke gue lebay. Tapi emang gue ini dari awal otaknya udah gak sinkron sama elektro. Walopun ini udah tahun kedua gue, gue masih belum sepenuhnya 'klik' sama pelajaran keelektroan. Mau jadi apa gue.... Iya, gue harus kembali menyemangati diri gue sendiri, kembali ke dunia nyata setelah nyaris tiga bulan 'koma' dalam liburan. kuliah, rapat, pelayanan, keluarga, semuanya harus kembali tersinkronkan dengan baik. Wish me luck...

Sepotong Cerita Wisuda

Hari disaat gue menulis cerita ini, Jumat, 30 Agustus 2013, adalah salah satu hari yang akan gue inget dalam hidup gue. Mungkin agak sedikit berlebihan sih, tapi di hari ini gue seneng banget ngeliat senior-senior gue, DTE UI 2009 wisuda. Rasa bahagianya kayak waktu ngeliat kakak gue wisuda setahun lalu. Ya, walaupun mungkin gue gak terlalu banyak kenal dengan 2009, gue merasa mereka udah menjadi bagian keluarga besar gue. Gak tau juga sih kalau mereka gak nganggep gue yang sebaliknya haha. Cerita seru hari ini sebenernya berawal juga dari keisengan gue buat jadi PJ K3 (konsumsi, kebersihan, dan kesehatan) PSB genap DTE. Disini peran gue sebagai PJ bidang yang gak terlalu krusial mungkin membawa gue pada pekerjaan-pekerjaan sampingan, misalnya promosi ke senior tentang acara ini. Jadilah tadi gue lebih sering heboh sendiri ngeramein acara. Walopun sebenernya balik lagi, gue gak terlalu banyak kenal senior gue. Kendala lainnya adalah gue ini suka pusing kalau keadaan sekitar gue ba...